Gencatan Senjata Berakhir Malam Ini, Pakistan Desak Taliban Penuhi Tuntutan

Ragam35 Dilihat

JAKARTA || Gencatan senjata di sepanjang perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan akan berakhir malam ini. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan perpanjangan gencatan senjata akan dilihat bagaimana sikap Taliban ke depannya.

“Jika dalam 48 jam mereka ingin menyelesaikan masalah dan memenuhi tuntutan tulus kami, maka kami siap,” kata Sharif kepada kabinetnya, seraya menegaskan kembali bahwa militan Taliban Pakistan harus dibasmi dan wilayah Afghanistan tidak boleh digunakan untuk merencanakan serangan, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

Diketahui, puluhan tentara dan warga sipil tewas dalam bentrokan lintas perbatasan. Di Afghanistan, jurnalias AFP melihat toko-toko kembali dibuka dan penduduk telah kembali ke rumah mereka yang ditinggalkan selama pertempuran berlangsung.

Pakistan menghadapi peningkatan serangan terhadap pasukan keamanannya di perbatasan barat dengan Afghanistan, yang dipimpin oleh Taliban Pakistan dan afiliasinya.

Direktur kesehatan Spin Boldak mengatakan 40 warga sipil tewas dan 170 lainnya luka-luka pada hari Rabu, sementara misi PBB di Afghanistan (UNAMA) melaporkan setidaknya 37 orang tewas dan 425 lainnya luka-luka di beberapa provinsi yang terdampak bentrokan.

“Rumah-rumah kami dibom, seorang anak terluka. Saya sendiri mendengar suara pesawat,” ujar Abdul Zahir, seorang warga berusia 46 tahun, kepada AFP.

Ratusan warga dan pejabat Taliban menghadiri pemakaman tujuh anggota keluarga yang sama di Spin Boldak.

Islamabad menuduh Kabul melindungi militan yang merencanakan serangan rutin mereka dari tanah Afghanistan — tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Taliban.

Para pejabat Pakistan di perbatasan utara dan selatan dengan Afghanistan mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa “tidak ada kekerasan yang dilaporkan semalam, dan gencatan senjata tetap berlaku”.

Seorang pejabat keamanan senior di Peshawar mengatakan kepada AFP: “Pasukan paramiliter tambahan telah dikerahkan untuk melawan potensi…aktivitas militan yang dapat membahayakan gencatan senjata.”

Ledakan dilaporkan terjadi di ibu kota Kabul sesaat sebelum gencatan senjata diumumkan, begitu pula di provinsi selatan Kandahar, tempat tinggal pemimpin tertinggi Taliban Afghanistan yang masih dirahasiakan.

Kepala Badan Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk menyambut baik gencatan senjata tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap warga sipil dan “berkomitmen pada gencatan senjata yang langgeng”.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *