Xi Ajak Rusia Bangun Tatanan Perdamaian Dunia

Ragam669 Dilihat

PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping, dalam perbincangannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, menekankan ajakan untuk membangun tatanan perdamaian dunia berdasarkan hukum internasional. Sementara Putin berharap memproyeksikan persatuan dalam menghadapi isolasi barat.

“Saya sangat senang atas undangan Presiden Vladimir Vladimirovich Putin untuk kembali ke tanah tetangga dekat kami dalam kunjungan kenegaraan,” kata Xi setibanya di Moskow, menurut kantor berita Tass yang dikelola Rusia.

Dia meyakini kunjungannya kali ini akan membuahkan hasil dan memberikan momentum baru bagi perkembangan hubungan Tiongkok-Rusia yang sehat dan stabil.

Xi menambahkan, dengan Rusia, Tiongkok siap mempertahankan sistem internasional yang berpusat pada PBB, menjaga tatanan dunia berdasarkan hukum internasional.

Putin, dalam kesempatan itu, menyatakan telah mempelajari proposal perdamaian di Ukraina yang dirancang Tiongkok.

“Kami telah mempelajari secara menyeluruh proposal Anda untuk mengatur krisis akut di Ukraina. Tentu saja, kami akan memiliki kesempatan untuk membahasnya,” kata Putin kepada Xi.

Xi membalasnya dengan mengatakan Putin memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Putin juga dinilainya sangat terbuka untuk saran, kritik, dan negosiasi.

“Saya yakin rakyat Rusia akan mendukung Presiden Putin dalam pemilihan presiden tahun depan,” jelasnya.

Putin belum secara resmi mencalonkan diri sebagai presiden. Kantor berita Ria, yang dikelola negara, mengatakan pembicaraan informal Putin dan Xi, Senin (20/3), berlangsung selama empat setengah jam.

Pembicaraan itu disertai dengan enam hidangan yang mencakup blini burung puyuh dan jamur, ikan, dan delima. Putin kemudian berjalan bersama Xi ke mobilnya dan mengucapkan selamat tinggal.

Ancaman penangkapan Putin

Pembicaraan formal dijadwalkan pada Selasa (21/3), kata Kremlin. Kunjungan Xi akan berlangsung selama tiga hari setelah Putin dijadikan subjek surat perintah penangkapan oleh pengadilan pidana internasional (ICC) karena penculikan anak-anak Ukraina.

“Bahwa Presiden Xi bepergian ke Rusia beberapa hari setelah pengadilan kriminal internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Putin menunjukkan bahwa Tiongkok merasa tidak bertanggung jawab untuk meminta pertanggungjawaban Kremlin atas kekejaman yang dilakukan di Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken.

Ia menilai dunia tidak boleh dibodohi oleh langkah taktis Rusia, yang didukung oleh Tiongkok atau negara lain, untuk mengakhiri perang dengan caranya sendiri.

Blinken mengatakan AS menyambut setiap diplomasi untuk perdamaian yang adil dan tahan lama.

“Rencana apa pun yang tidak memprioritaskan prinsip kritis ini adalah taktik mengulur-ulur waktu atau hanya berusaha memfasilitasi hasil yang tidak adil. Itu bukan diplomasi yang konstruktif,” kata Blinken.

Komite Investigasi Rusia mengatakan mereka telah membuka kasus pidana terhadap jaksa dan hakim ICC yang mengeluarkan surat perintah tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin meminta ICC untuk menghindari politisasi dan standar ganda.

Rusia memperlihatkan kunjungan Xi, yang pertama sejak mengamankan masa jabatan ketiga, sebagai bukti bahwa ia belum diisolasi oleh komunitas global karena perang di Ukraina, yang sekarang memasuki bulan ke-13, berlarut-larut.

“Kami berterima kasih atas keseimbangan (Tiongkok) sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina, untuk memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya mereka. Kami menyambut baik kesediaan Tiongkok untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis,” kata Putin.

Bagi Xi, perjalanan itu datang saat dirinya mendorong negaranya untuk memainkan peran yang lebih dominan dalam mengelola isu-isu global. Tiongkok bulan lalu mengusulkan rencana perdamaian 12 poin untuk menangani perang, meskipun tidak membahas rincian penting seperti pasukan Rusia harus ditarik.

Dalam sebuah artikel di Rossiiskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia, Xi menyerukan pragmatisme di Ukraina.

Dia mengatakan proposal perdamaian Tiongkok, yang sebagian besar ditolak Barat, mewakili pandangan masyarakat dunia.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kedua presiden itu akan membahas rencana perdamaian dengan berbagai pendekatan.

“Topik yang digambarkan dalam rencana ini pasti akan disinggung selama pertukaran pandangan tentang Ukraina antara Putin dan Xi,” kata Peskov.

Klarifikasi mendalam akan diberikan Presiden Putin, lanjut dia, sehingga Presiden Xi dapat melihat perang di Ukraina dari sudut pandang Rusia.

Namun, Kyiv menegaskan kembali posisi resminya bahwa setiap pembicaraan akan bergantung pada pemulihan penuh wilayah Ukraina.

“Formula untuk keberhasilan implementasi Rencana Perdamaian Tiongkok. Poin pertama dan utama adalah kapitulasi atau penarikan pasukan pendudukan Rusia,” kata Sekretaris Dewan Keamanan Dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov.

Setelah mengunjungi Moskow, Xi dilaporkan akan melakukan panggilan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *