Terkait Ammar Zoni Ditangkap gegara Narkoba, Bisa Begini Efek Sabu

Hiburan342 Dilihat

JAKARTA || Artis Ammar Zoni kembali ditangkap polisi seusai ketahuan menggunakan narkoba. Jenis narkoba yang digunakan adalah metamfetamin atau sabu.

“Iya betul AZ. Kemarin malam di Sentul,” ucap Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Ardhy ketika dihubungi detikcom, Jumat (10/3/2023).

Ini merupakan penangkapannya yang kedua, setelah sebelumnya sempat ditangkap pada 2017. Di tahun tersebut, Ammar ditangkap dengan barang bukti berupa ganja kering seberat 39,1 gram dan benda lain untuk mengonsumsi ganja. Kala itu, Ammar mengajukan permohonan rehabilitasi dan mengaku menyesal.

“Semuanya pasti menyesal. Alhamdulillah itu semua diurus sama pengacara dan orang tua saya,” ujarnya saat digiring ke BNN pada 12 Juli 2017.

Penangkapan kedua ini menunjukkan bahwa Ammar mengalami relapse. Dikutip dari Alcohol and Drug Foundation, relapse terjadi ketika seseorang berhenti mempertahankan keinginannya untuk tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.

Menurut dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ, ketergantungan pada narkoba memerlukan terapi agar tidak mengalami relapse. Jika dibiarkan, relapse bisa menimbulkan kerusakan pada organ yang lebih berat. Terapi yang dilakukan misalnya aftercare treatment dan counseling, gaya hidup baru yang lebih baik, serta antisipasi relapse.

Ciri-ciri Pengguna Sabu

Pengguna sabu menunjukkan ciri-ciri secara fisik dan perilaku. Berikut ciri-cirinya:

  • Kedutan, hingga gerakan tersentak
  • Pupil mata membesar
  • Penurunan berat badan yang drastis dan tiba-tiba
  • Luka pada kulit. Pada bibir dan jari mungkin ada luka bakar
  • Gerakan mata yang menjadi lebih cepat
  • Gigi membusuk
  • Hiperaktif
  • Nafsu makan berkurang
  • Mudah merasa jengkel, gelisah, atau cemas
  • Pola tidur yang tidak teratur
  • Perubahan suasana hati yang ekstrim
  • Paranoia

Efek Sabu Bagi Tubuh
Sabu adalah jenis narkoba bersifat stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat sehingga menimbulkan efek berenergi. Berikut efek sabu yang dirasakan penggunanya, dikutip dari berbagai sumber.

1. Menimbulkan rasa ‘senang’
dr Nicole Lee dari National Drug Research Institute menjelaskan sabu memiliki efek kuat dalam memicu hormon dopamin di otak. Hormon tersebut menimbulkan rasa positif seperti senang, bersemangat, dan percaya diri.

“Kalau Anda menghisap sabu, bisa langsung high. Dalam hitungan menit kamu sudah sangat high. Sementara kalau ditelan paling efeknya baru akan terasa 20 menit kemudian,” kata dr Nicole, dikutip dari ABC Australia.

2. Mempengaruhi tingkat kepercayaan diri
Praktisi kesehatan jiwa dari Universitas Krida Wacana, dr Andri, SpKJ, FACLP menjelaskan pengguna sabu merasa kepercayaan dirinya meningkat kuat saat bekerja hingga melebihi batas normal. Namun, efek ini bersifat sementara karena penyalahgunaan sabu bisa memengaruhi sistem saraf pusat di otak.

“Tentu bahaya sekali. Jika terlalu banyak, orang itu bisa mengalami gejala depresi, agitasi (perasaan jengkel, kesal, gelisah), dan menjadi perilaku kekerasan itu bisa men-trigger,” kata dr Andri saat diwawancarai detikcom beberapa waktu lalu.

3. Perubahan mood
Sabu mengandung methamphetamine dan amphetamin yang bekerja dengan merangsang susunan saraf pusat. Efeknya adalah pengguna merasakan euforia, perubahan mood, dan percaya diri. Pengguna sabu bisa terus terjaga, konsentrasi, dan melakukan berbagai aktivitas. Hal inilah yang menyebabkan sabu banyak digunakan figur publik.

4. Kerusakan organ hingga kematian
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) dr Shilvya Febrina Irawan, MSi menjelaskan ketergantungan sabu bisa mengakibatkan kerusakan organ bahkan kematian.

“Karena itu, jangan pernah mendekati sabu dan narkoba jenis lain. Tuntutan tampil baik ada di semua profesi. Namun, efek narkoba tidak lama karena pada akhirnya tubuh tetap merasa lelah. Konsumsi satu kali, penasaran. Cuma coba-coba berisiko menimbulkan ketergantungan yang bisa mengakibatkan kematian,” kata dr Shilvya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *