Pakai Baju Hitam saat Audiensi Dubes Inggris, Hasto Prihatin Demokrasi RI

Politik350 Dilihat

JAKARTA || Duta Besar (Dubes) Inggris untuk RI yang baru, Dominic Jermey, melakukan kunjungan audiensi ke kantor DPP PDIP di Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangan Dubes Inggris ini membicarakan terkait demokrasi yang tengah berjalan di Tanah Air.

Hadir dalam pertemuan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto didampingi oleh Ketua DPP Ahmad Basarah, anggota DPR RI Andreas Pareira hingga Ketua Departemen Hubungan Internasional DPP PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan.

“Ini jawaban PDI Perjuangan dalam hal meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia dengan cara institusionalisasi partai dan meningkatkan kualitas demokrasi internal partai,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/10/2023).

Hasto menceritakan sejarah kantor PDIP saat mengalami serangan masa Orde Baru. Saat itu, katanya, kantor PDIP menjadi simbol perlawanan dan mendapat dukungan moral yang sangat luas dari masyarakat.

PDIP dikatakan siap untuk konsolidasi Pemilu 2024. Ia juga memperkenalkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang baru saja didaftarkan sebagai bakal capres dan cawapres.

“Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD diumumkan oleh Ibu Megawati di kantor ini. Ketika pasangan itu diumumkan, inilah jawaban PDIP dalam menghadapi problematika yang ada saat ini. Kami mendengar aspirasi masyarakat dengan mengumumkan pasangan calon ini. Kami percaya paslon Ganjar-Mahfud akan menjadi terang keadilan, mempercepat kemakmuran dengan memberantas KKN”, ujar Hasto.

Ia menyebut dalam beberapa survei, PDIP menempati peringkat pertama. Dalam pertemuan itu Dominic juga menyinggung soal dirinya yang telah menyerahkan surat kepercayaan (credentials) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.

“Beberapa hari lalu saya menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo. Ini kunjungan pertama saya. Ke kantor PDIP, terima kasih atas sambutannya,” ucap Dubes Dominic.

Pertemuan itu berlangsung selama satu jam. Dubes Dominic menyebut sedang mencari kediaman permanen selama masa tugasnya di Indonesia.

“Sepertinya tidak jauh dari kantor PDIP. Sehingga sesekali nanti bisa ngopi bareng,” kata Dubes Dominic yang mengundang tawa Hasto.

Mengakhiri pertemuan, Hasto menyerahkan buku Mustikarasa tentang resep masakan Nusantara yang disusun pada masa pemerintahan Sukarno dan buku Pancasila versi bahasa Inggris. Sambil melepas Dubes Dominic, Hasto menjelaskan makna tulisan Satyam Eva Jayate yang tertulis di dinding lobby.

Hasto menambahkan, Pemilu tahun 2024 merupakan tantangan berat untuk demokrasi Indonesia, untuk itu penting bagi masyarakat internasional pun memberikan perhatian serius bagi proses pemilu yang sedang berlangsung di Indonesia.

Hasto menyinggung dirinya yang memakai kemeja berwarna hitam sebagai bagian dari keprihatinan demokrasi di Indonesia. Ia menyinggung demokrasi Indonesia mundur lantaran ambisi kekuasaan.

“Saya hari ini sengaja menggunakan baju hitam sebagai keprihatinan atas jalan mundur demokrasi di Indonesia karena ambisi kekuasaan. Kami sangat cinta Pak Jokowi, dan mendukungnya sebagai Presiden dengan total, namun kami sangat sedih melihat perkembangan akhir-akhir ini,” ujar Hasto menjawab pertanyaan terkait hubungannya dengan Presiden Jokowi.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *