Krisis Perbankan AS dan Eropa Berlanjut , BI: Belum Ganggu Bank Nasional

Ragam727 Dilihat

KRISIS perbankan yang menimpa Amerika Serikat (AS) berlanjut dengan tutupnya tiga bank, yakni Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank, serta menyusul satu bank Eropa Bank Credit Suisse. Bank terbesar kedua di Swiss yang juga ambruk usai pemegang saham mayoritas menolak menyuntikkan tambahan modal, dinilai oleh Bank Indonesia tidak akan menggoyahkan perbankan dalam negeri.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI), Firman Mochtar memastikan, dampak rambatannya tidak besar ke Indonesia karena lantaran eksposur tidak terlalu banyak. Ditambah kekuatan internal perbankan cukup kuat tergambar dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 25,88 persen pada Januari 2023.

Kemudian risiko kredit juga terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah 2,59 persen (bruto) dan 0,76 persen (neto) pada Januari 2023.

Likuiditas perbankan pada Februari 2023 terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,18 persen (yoy).

“BI tetap akan mencermati dampaknya. Terutama mewaspadai pengaruh ekspetasi yang bisa mempengaruhi kegiatan ekonomi, khususnya di jalur finansial,” kata Firman, di Yogakarta, Sabtu (18/3).
Stress Test

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sudah melakukan studi uji atau stress test menarik seberapa kuat ketahanan ekonomi dalam negeri dari berbagai indikator, misalnya dari portofolio, liabilitas, aset hingga berbagai indikator makro.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Samual mengatakan, saat ini postur neraca perbankan dalam negeri, khususnya di Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) IV sangat strong.

“CAR perbankan trennya meningkat. Rata-rata bank di Indonesia memiliki CAR 22%-25%, kemungkinan pada semester I-2023, CAR akan naik 27%,” kata David.

Berkaca pada postur neraca Bank BCA, dia mengatakan semakin stress kondisi moneter seperti pelemahan mata yang, suku bunga naik, justru kondisi permodalannya makin kuat.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *