WASHINGTON DC, informasiterpercaya.com || Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel, sekutunya, memiliki hak untuk ‘membela rakyatnya’ dengan menyerang militan-militan di Jenin, Tepi Barat.
Operasi skala besar yang dilancarkan Israel di Jenin, yang melibatkan serangan drone dan pasukan darat, telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 100 orang lainnya.
Seperti dilansir AFP, Selasa (4/7/2023), pernyataan bernada dukungan itu disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya menanggapi situasi tegang di Tepi Barat, sejak Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan militan bersenjata yang bersembunyi di kamp pengungsi Jenin.
“Kami mendukung keamanan dan hak Israel untuk membela rakyatnya melawan Hamas, Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok teroris lainnya,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.
Namun demikian, Washington juga menyerukan agar warga-warga sipil yang ada di Tepi Barat dilindungi dari pertempuran yang berlangsung.
“Sangat penting untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang memungkinkan, demi mencegah hilangnya nyawa warga sipil,” cetus juru bicara Departemen Luar Negeri AS itu.
AS yang merupakan sekutu utama Israel ini juga menyerukan dimulainya kembali kerja sama keamanan antara negara Yahudi itu dan pasukan keamanan Palestina.
Komentar senada juga disampaikan Gedung Putih, yang menyatakan pihaknya membela hak keamanan Israel dan memantau situasi di Tepi Barat secara saksama. “Kami telah melihat laporan-laporan dan sedang memantau situasi dengan cermat.” ucap juru bicara Gedung Putih itu.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah berulang kali meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri. Washington juga mengkritik pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas perluasan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan.
Militer Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sejak Senin (3/7) dini hari waktu setempat, meluncurkan operasi skala besar yang disebut sebagai ‘upaya kontraterorisme ekstensif’ di kota dan kamp pengungsi Jenin yang menargetkan ‘infrastruktur teroris’.
IDF menyatakan pasukannya menyerang ‘pusat operasi gabungan’ dari sebuah kelompok bersenjata bernama Brigade Jenin, sebuah depot senjata, sebuah lokasi ‘pengamatan dan pengintaian’ dan tempat persembunyian bagi para penyerang yang menargetkan warga Israel.
IDF juga melaporkan pasukannya telah melancarkan sekitar 10 serangan udara menggunakan drone.
Kementerian Kesehatan Palestina dalam laporan terbaru menyebut jumlah korban tewas bertambah menjadi sedikitnya 10 orang. Sekitar 100 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan 20 orang di antaranya mengalami luka serius.
Sejak operasi militer Israel dimulai pada Senin (3/7) dini hari, sekitar 3.000 orang telah meninggalkan rumah mereka yang ada di area kamp pengungsi Jenin.***DTK