AS Beri Bantuan Militer Rp 5 T pada Taiwan untuk Tangkal China

Ragam371 Dilihat

AMERIKA SERIKAT, informasiterpercaya.com || Pemerintah Amerika Serikat meluncurkan paket bantuan militer senilai US$345 juta (sekitar Rp 5,2 triliun) untuk Taiwan. Bantuan ini dirancang untuk dengan cepat meningkatkan kemampuan pulau itu untuk mencegah invasi China.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa paket tersebut mencakup peralatan intelijen, pengawasan dan pengintaian serta amunisi senjata kecil.

“Ini adalah kemampuan yang dapat digunakan Taiwan untuk meningkatkan pencegahan sekarang dan di masa depan,” kata seorang juru bicara Pentagon seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/7/2023).

Elemen-elemen dari paket tersebut “meliputi stok pertahanan kritis, kewaspadaan multi-domain, kemampuan anti-lapis baja dan pertahanan udara,” tambahnya.

“Kami sedang bekerja dengan cepat untuk memberikan bantuan militer yang diumumkan hari ini,” ujarnya.

Kementerian Pertahanan Taiwan berterima kasih kepada Washington “atas komitmen kuatnya terhadap keamanan Taiwan.”

Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Sun Li-fang mengatakan bahwa paket bantuan ini adalah dukungan penting lainnya untuk pertahanan diri Taiwan selain penjualan senjata.

“Taiwan dan AS akan terus bekerja sama erat dalam masalah keamanan untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan status quo di Selat Taiwan,” ujarnya.

Paket tersebut akan diambil dari cadangan AS sendiri, yang memungkinkannya dikirimkan pada batasan waktu yang lebih cepat dari biasanya.

Kongres AS telah memberi wewenang kepada Presiden Joe Biden untuk memberikan bantuan ke Taiwan dari stok militer Amerika – dengan cara yang sama seperti Washington telah memberikan bantuan dalam jumlah besar ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.

Pada tahun lalu, militer China telah mengadakan dua latihan besar di sekitar Taiwan, mensimulasikan serangan dan memblokade pulau itu.

Diketahui bahwa pemerintah China mengklaim pulau Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya. Pemerintah China bahkan telah berjanji untuk merebutnya, jika perlu dengan kekerasan.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *