Iran menembakkan rudal ke ‘markas mata-mata’ Israel
Iran menembakkan rudal ke tempat yang diklaimnya sebagai “markas mata-mata” Israel di dekat konsulat Amerika Serikat di kota Erbil, Irak utara.
Penembakan tersebut juga dilakukan terhadap sasaran yang terhubung dengan kelompok ISIS di Suriah utara.
Empat warga sipil tewas dan enam luka-luka setelah rudal menghantam kawasan konsulat di Erbil.
Garda Revolusi Iran mengatakan mereka telah menyerang markas besar Mossad, badan intelijen Israel, di wilayah Kurdi di Irak.
Dalam pernyataan lain, pihaknya telah menembakkan sejumlah rudal balistik ke “operasi teroris,” termasuk sasaran ISIS, di Suriah dan menghancurkannya.
Qatar dan Prancis ingin salurkan bantuan ke Gaza
Qatar dan Prancis menjadi perantara kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menyalurkan obat-obatan kepada warga di Gaza, termasuk 45 sandera Israel.
Kedua negara tersebut mengatakan bantuan ini akan meninggalkan Qatar menuju Mesir hari ini, sebelum dibawa melintasi perbatasan Rafah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan “obat-obatan serta bantuan kemanusiaan lainnya akan dikirimkan kepada warga sipil di Jalur Gaza, di daerah yang paling terkena dampak dan rentan, dengan imbalan menyalurkan obat-obatan yang dibutuhkan tawanan Israel di Gaza.”
Sebelumnya, Philippe Lalliot, kepala pusat krisis kementerian luar negeri Perancis yang mengatur upaya tersebut, mengatakan negosiasi telah berlangsung selama berminggu-minggu dengan ide yang berasal dari warga sandera.
Jumlah kelahiran di Prancis di titik terendah
Tahun lalu, Prancis mencatat jumlah kelahiran terendah sejak Perang Dunia Kedua, menurut INSEE lembaga statistik Prancis, yang merupakan pukulan terhadap profil demografisnya yang secara tradisional kuat.
Prancis mencatat 678.000 kelahiran tahun lalu, turun 7 persen dari tahun 2022 dan turun 20 persen sejak mencapai puncaknya di tahun 2020.
Ini menjadi pukulan bagi Prancis yang dikenal dengan profil demografisnya yang kuat.
Tapi, meski masyarakat mempunyai lebih sedikit anak, lembaga Unis pour les Familles mengatakan penurunan angka ini bukan karena warganya ingin punya lebih sedikit anak, tapi karena kondisinya belum baik.
Pria Australia dituduh melakukan pelecehan di Timor-Leste
Seorang pria Australia yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak akan dijatuhi surat perintah penangkapan di Timor-Leste, setelah tidak hadir di pengadilan bulan lalu.
Jaksa Dili membenarkan bahwa Robert Trott, 75 tahun, seorang pemilik toko kebab yang pernah menjadi penasihat politik di Dili, tidak menghadiri sidang untuk menghadapi dakwaan pada akhir Desember.
Robert didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis di Dili selama beberapa tahun, namun membantah keras tuduhan terhadap dirinya.
Adelina Meluk Lobu yang mewakili korban, mengatakan kasus tersebut melibatkan “tuduhan adanya pola ‘grooming’ untuk memfasilitasi dugaan pelecehan yang dilakukan terdakwa, dengan mengambil keuntungan dari kerentanan ekonomi korban”.
Jika terbukti bersalah, Robert berpotensi dijatuhi hukuman maksimal 30 tahun penjara di Timor-Leste.***DTK
