“(China) Tidak mengambil keuntungan apa pun dari situasi ini, dan tidak menjual senjata mematikan ke daerah-daerah konflik atau pihak-pihak yang berkonflik,” tegas Wang kepada Kuleba, menurut keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China.
China menyatakan pihaknya netral dalam konflik di Ukraina, namun kerap dikritik karena menolak untuk mengecam Rusia atas invasi militernya.
Beijing dan Moskow meningkatkan kerja sama ekonomi dan kontak diplomatik dalam beberapa tahun terakhir. Kemitraan strategis kedua negara juga semakin erat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 lalu.
China dihujani tuduhan bahwa mereka memasok senjata mematikan ke Rusia. Tuduhan itu selalu dibantah oleh Beijing.
“Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China berharap hubungan China-Ukraina akan berkembang secara normal dan terus memberikan manfaat bagi kedua bangsa,” ucap Wang kepada Kuleba dalam pertemuan di Munich.
“Sekali lagi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ukraina karena membantu warga warga China melakukan evakuasi dengan aman dalam kondisi darurat. Rakyat China tidak akan pernah melupakan hal itu,” imbuhnya.
Kementerian Luar Negeri China, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa Wang juga menekankan jika China mematuhi penyelesaian politik atas isu-isu yang menjadi titik konflik dan bersikeras untuk mendorong perundingan damai.
“Kami akan terus memainkan peran konstruktif dalam mengakhiri perang lebih awal dan membangun kembali perdamaian,” kata Wang kepada Kuleba.
“Bahkan jika hanya ada secercah harapan untuk perdamaian, China tidak akan menyerah dalam upayanya,” tegasnya.***DTK