Tentara Korban Kekerasan Seks Bunuh Diri, Militer Inggris Minta Maaf

Ragam15 Dilihat

LONDON || Militer Inggris menyampaikan permintaan maaf setelah menuai kecaman atas cara mereka menangani aduan kekerasan seksual yang disampaikan oleh seorang tentara wanita muda, yang kemudian meninggal karena bunuh diri.

Tentara wanita bernama Jaysley Beck, seorang penembak artileri kerajaan yang berusia 19 tahun itu, seperti dilansir AFP, Jumat (21/2/2025), ditemukan tidak bernyawa di dalam baraknya di Larkhill Camp, Inggris bagian barat daya, pada Desember 2021 lalu.

Awal tahun itu, Beck melaporkan bahwa dirinya diserang secara seksual oleh seorang rekan seniornya dalam sebuah acara kerja, yang membuatnya ketakutan dan harus melarikan diri demi keselamatannya.

Dia juga menjadi target pelecehan seksual oleh atasannya yang lain, manajernya bernama Ryan Mason yang berpangkat Bombardier, yang mengiriminya 4.600 pesan secara bertubi-tubi antara Oktober hingga November 2021. Hal-hal itu terungkap dalam hasil penyelidikan terhadap kematian Beck.

Militer Inggris menyampaikan permintaan maaf pada Kamis (20/2) waktu setempat, dan menegaskan bahwa “perubahan signifikan” telah dilakukan sejak kematian Beck.

“Kita seharusnya berbuat lebih banyak untuk mendukung dan melindunginya,” ucap Kepala Kelompok Layanan Personalia Angkatan Darat, Brigadir Melissa Emmett, saat berbicara kepada wartawan.

Petugas koroner Nicholas Rheinberg, saat menyampaikan kesimpulan penyelidikan, menyebut adanya kegagalan “sistemik” dalam penanganan militer Inggris terhadap aduan kekerasan seksual. Rheinberg juga mengatakan bahwa aduan semacam itu seharusnya dilaporkan kepada polisi.

Dia juga mengkritik para perwira senior militer Inggris karena mengupayakan hukuman paling ringan bagi Sersan Mayor Michael Webber, yang dilaporkan oleh Beck pada saat itu.

“Cara penanganan terhadap aduan Jaysley (Beck) telah memainkan peran yang lebih besar dalam kematiannya,” sebut Rheinberg.

Kementerian Pertahanan Inggris, dalam pernyataan terpisah, menyatakan pihaknya “menerima kegagalan yang diidentifikasi oleh Service Enquiry dan menanggapi rekomendasi tersebut”.

Ibunda Beck, Leighann McCready, menolak permintaan maaf dari militer itu. “Permintaan maaf tidak akan bisa mengembalikan putri kami,” ucapnya saat berbicara kepada wartawan setelah hasil penyelidikan dirilis.

Dia menyebut ada ratusan tentara yang menghubungi Beck untuk berbagi pengalamannya setelah dia mengadukan tindakan kekerasan seksual itu. McCready menyerukan penyelidikan independen terhadap kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kalangan militer.

“Perlu ada badan independen yang bertanggung jawab menyelidiki kasus-kasus yang lebih serius. Hanya dengan cara ini kita dapat menjamin akuntabilitas yang sesungguhnya, keadilan yang nyata, dan perubahan yang sejati,” cetusnya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *