Swalayan Bencana, 1 Juta Ha Lahan di Jateng Berisiko Longsor

Ragam1197 Dilihat

JATENG || Sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) rawan longsor saat musim penghujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menghitung ada lebih 1 juta hektare (ha) lahan berisiko longsor.

Pemantauan Media Indonesia, Kamis (17/10), memasuki musim penghujan seluruh daerah di Jawa Tengah terus berupaya melakukan antisipasi datangnya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, karena sebagaimana diketahui provinsi ini tak ubahnya bagai swalayan bencana terutama saat cuaca ekstrem terjadi.

Sejumlah daerah berdasarkan pemetaan BPBD Jawa Tengah rawan banjir, baik karena berada di dataran rendah, menjadi hilir sungai besar juga terdampak air laut pasang (rob) seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Demak, Semarang, Grobogan, Kudus, Jepara, dan Pati. Bahkan berdasarkan perhitungan total area terancam terendam banjir capai 935.504 ha.

Dalam pemetaan yang dilakukan BPBD Jawa Tengah lainnya, bencana longsor juga menjadi ancaman serius di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah, bahkan luas area lahan berisiko mengalami tanah longsor saat musim penghujan mencapai 1.020.772 ha.

“Sebaran daerah rawan longsor sebagai dampak penghujan umumnya di daerah pegunungan,” kata Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan.

Berdasarkan pemetaan dilakukan, lanjut Bergas, sejumlah daerah yang rawan mengalami bencana longsor yakni Wonogiri, Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, Brebes, Temanggung, Purworejo, Kebumen, dan kawasan pegunungan lainnya. Sementara itu, daerah memiliki risiko longsor tertinggi yakni Wonogiri seluas 62.568 ha, Cilacap seluas 58.448 ha, dan Banjarnegara seluas 53.277 ha.

Mengantisipasi terjadi bencana hidrometeorologi ini, Bergas mengungkapkan telah melakukan koordinasi baik dengan instansi sektoral maupun pemerintah daerah rawan bencana, seperti Dinas PUPR baik provinsi maupun daerah guna menyiapkan alat berat di wilayah rawan, jalur evakuasi warga, hingga tempat penampungan sementara.

“Kepada warga berada di daerah rawan bencana longsor untuk waspada, terutama setiap merasakan atau menyaksikan tanda-tanda awal seperti retakan tanah dan suara gemuruh dari lereng bukit,” tambahnya.

Kepala Bidang Sungai, Bendungan dan Pantai Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusadataru) Provinsi Jawa Tengah Andis Setiyo Septiyantok mengatakan memasuki musim hujan sudah ada beberapa daerah yang berpotensi terkena banjir air laut pasang (rob) seperti Demak, Pekalongan, Tegal, Pemalang, Kendal. Serta daerah pesisir seperti Kota Semarang.

Guna meminimalisasi dampak rob, menurut Andis, Pusdataru Jawa Tengah telah menyiapkan berbagai upaya seperti membuat tanggul pantai dan meninggikan parapet sungai.”Di Pekalongan ada, di Pemalang kita membuat tanggul-tanggul pantai, kemudian kita tinggikan parapet sungai yang terkena intrupsi air laut, rob, yang dilakukan secara bertahap,” imbuhnya.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *