AMERIKA SERIKAT || Konflik antara Ukraina dengan Rusia masih terus berlangsung, Ukraina juga sudah mengalami berbagai terobosan dalam menembus garis pertahanan Rusia. Walau begitu, kemampuan Ukraina untuk menghasilkan terobosan signifikan masih perlu dipertanyakan.
Hal ini diungkapkan oleh Gian Gentile, seorang mantan kolonel Angkatan Darat AS yang saat ini merupakan analis di lembaga riset kebijakan global independen asal Amerika Serikat, RAND.
Menurutnya, kondisi yang saat ini dialami Ukraina cukup berat dengan luasnya ladang ranjau, tembakan artileri Rusia serta parit-parit pertahanan yang memicu pertempuran jarak dekat. Maka dari itu, terobosan Ukraina merupakan faktor penting yang dapat mengubah dinamika pertempuran seperti dilansir dari Insider.
Gentile menambahkan bahwa ada beberapa senjata yang menjadi kunci penting bagi Rusia dalam upaya untuk melawan serangan yang dilancarkan Ukraina ke garis pertahanan mereka. Senjata inilah yang ia katakan ditakuti Ukraina.
Sejak masa Perang Dunia II, Angkatan Darat Rusia dikenal dengan penggunaan artileri massal yang menjadi penunjang terobosan serangannya dalam sebuah pertempuran. Namun, pada konflik dengan Ukraina kali ini, Rusia meningkatkan sistem artileri massalnya tersebut dengan fokus peningkatan pada akurasi dan presisi terhadap sasaran.
Peningkatan fokus Rusia pada urusan presisi dan akurasi artilerinya dapat dilihat dari penggunaan GPS, drone pengintai dan rudal berpemandu presisi.
Hal ini yang menurut Gentile memainkan peran penting dalam menghalau berbagai serangan yang dilancarkan Ukraina terhadap Rusia.
“Rusia menyadari bahwa mereka tidak bisa melakukan dengan itu (Artileri Massal), maka dari itu mereka berusaha meningkatkan presisi,” ungkapnya.
Helikopter Kamov Ka-52
Selain artileri berpresisi tinggi, helikopter serang darat andalan Rusia ini juga menjadi salah satu momok menakutkan bagi pasukan darat Ukraina.
Helikopter ini yang menjadi faktor paling menguntungkan untuk Rusia dalam pertempuran melawan Ukraina. Hal ini disebabkan oleh etalase persenjataan yang dapat diangkut Kamov Ka-52 di mana helikopter ini mampu membawa rudal LMUR yang dapat ditembakkan dari jarak sembilan mil sebelum sasaran.
“Awak Ka-52 dengan cepat memanfaatkan peluang untuk meluncurkan senjata ini di luar jangkauan pertahanan udara Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Ukraina memang memiliki langkah yang membuat mereka dapat mengimbangi jumlah pasukan dan persenjataan yang dimiliki Rusia dengan membeli peralatan murah yang tersedia luas untuk perang seperti drone untuk mengawasi posisi musuh.
Namun, kemampuan Rusia untuk melakukan intersepsi terhadap drone Ukraina pun meningkat. Rusia menggunakan skema pengacak sinyal untuk menyingkirkan drone Ukraina.
Langkah ini merupakan hasil dari Unit Pertempuran Elektronika yang dimiliki Rusia. Mereka bertugas untuk mendeteksi dan mencegah drone Ukraina sampai rudal.***DTK