MEDAN || Masalah Infrastruktur dan penanganan Banjir, pelayanan Kesehatan, penanganan UMKM dan pelayanan publik yang masih menjadi topik dominan pengaduan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyatnya.
Hal tersebut terungkap pada pelaksanaan reses Anggota DPRD Kota Medan Parlindungan SH MH pada Masa Sidang III Tahun ke IV Tahun Anggaran (TA) 2023 di Jalan Kesehatan Lingkungan 3 Kelurahan Sei Kera Hilir 1 Kecamatan Medam Perjuangan dan Jalan Bhayangkara Gang Setia Jadi/Abadi Lingkungan 9 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, Sabtu dan Minggu (9-10/12/2023).
Parlindungan mengatakan, reses ini terdapat dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 162 Tahun 2004 dan PP No 25 Tahun 2004. Dan tujuannya adalah untuk menyerap dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat serta pengaduan masyarakat guna memberikan pertanggungjawaban moral dan politis di daerah pemilihannya (Dapil) sebagai perwujudan perwakilan rakyat dalam pemerintahan.
“Jadi melalui reses inilah saya meminta kepada masyarakat menuangkan uneg-unegnya di lembar aspirasi yang telah disediakan. Jadi, semua aspirasi yang dituliskan dilembar surat aspirasi tersebut akan dibahas di dalam pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota dewan. Kemudian setelah dibahas di kalangan anggota dewan hasilnya di paripurnakan dan ditindaklanjuti ke pemerintah daerah untuk menjawab keluhan masyarakat tersebut,” papar Parlindungan dihadapan ratusan masyarakat yang hadir.
Pelaksanaan reses tersebut langsung dipandu Haris Ricardo Sipahutar dan kemudian dilanjutkan pembacaan doa dipimpin ustadz Deni Kurniawan untuk mendapatkan berkah. Turut hadir pada acara itu, dari Dinas SDABMBK Kota Medan, Kadis Sosial Kota Medan, Kadis Koperasi/UKM dan Perdagangan Kota Medan, Camat Medan Tembung, Lurah Indra Kasih dan tokoh masyarakat.
Sebelum kegiatan reses berakhir, Parlindungan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang hadir untuk melakukan tanya jawab seputar permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Mendengar perkataan dari Parlindungan tersebut, masyarakat yang hadir antusias menunjuk tangan. Sementara, Haris Ricardo Sipahutar selaku pemandu acara memberikan dua sesi. Sesi pertama diberi kesempatan lima orang untuk bertanya.
Seperti halnya Sukmin mengaku penduduk Lingkungan IX Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, satu diantara kelima orang yang diberi kesempatan bertanya terlebih dahulu.
Dia (Sukmin) mengatakan, di Kelurahan Indra Kasih ada dua lingkungan yaitu Lingkungan 9 Depan dan Lingkungan 9 Dalam. Lucunya, ungkap Sukmin, jika ada kebersihan drainase diutamakan Lingkungan IX Depan. “Sehingga terkesan ada anak tiri, anak kandung. Oleh karenanya, diharapkan agar tidak muncul kecemburuan maka pihak kecamatan maupun kelurahan melakukan hal yang sama,” harap Sukmin.
Kemudian, lanjut Sukmin, drainase di seputaran Lingkungan IX pada umumnya tidak berfungsi. Terbukti, ketika hujan turun agak deras beberapa menit, air melimpah ke jalan. “Sebab, di dalam drainase dipenuhi sampah dan rerumputan membuat air tidak lancar mengalir sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan kurangnya dilakukan kebersihan,” sebutnya.
Menjawab keluhan Sukmin, pihak Kelurahan Indra Kasih membantah bahwa tidak ada anak tiri dan anak kandung. Sebab, semua sama diberlakukan apa lagi menyangkut kepentingan umum. “Perlu diketahui, bahwa petugas P3SU jumlahnya terbatas sehingga untuk menjawab keinginan masyarakat tidak terpenuhi semua. Namun, demikian pihaknya akan tetap melakukan yang terbaik demi masyarakat,” katanya.
Hal senada juga dikatakan, Suryana, K Siregar, Marlis dan Setiawan kesemuanya penduduk Lingkungan IX Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Mereka bilang, kondisi drainase di Lingkungan IX sekitarnya perlu diperbaiki. Selain kecil drainasenya, air tidak lancar mengalir sehingga ketika hujan turun sedikit saja jalan sudah digenangi air.
“Selain itu, kami juga meminta jalan di lingkungan IX diaspal seperti jalan-jalan di lingkungan lainnya,” kata mereka.
Sementara, pihak Dinas SDABMBK Kota Medan mengatakan, pihaknya akan menyahuti apa yang dikeluhkan masyarakat. “Tapi mohon agar masyarakat membuat surat permohonan kepada kita dan atas dasar itulah kita turun mengerjakannya,” ucapnya.
Lain halnya, Iin dan Dina. Keluhan Iin misalnya menyakut soal lampu jalan yang mati di Lingkungan IX. Dia (Iin) khawatir, muncul begal dan perampokan karena gelap. “Saya minta kepada Pak Parlindungan selaku Anggota DPRD Kota Medan untuk membantu supaya lampu hidup kembali. Kami sudah menyurati ke dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan, namun belum ditindaklanjuti hingga saat ini,” ujar Iin.
Parlindungan mendengar keluhan Iin, langsung dengan tegas siap membantu dan dalam waktu dekat sudah terang.”Tenang lampu di Ligkungan IX akan dihidup kembali,” tegasnya.
Sedangkan Dina mengatakan, dirinya belum pernah merasakan bantuan PKH sampai sekarang ini. “Mohonlah pak bagaimana caranya mendapatkan bantuan tersebut,” ujarnya.
“Buk tolong bawa berkas-berkas yang diperlukan ke kantor lurah. Nanti kita cari solusinya. Pokoknya kami dari kelurahan siap membantu keluhan ibu. Masalah berhasil tidaknya yang penting kita sudah mencobanya dan mengetahui apa kendalanya,” kata pihak Kelurahan Indra Kasih.
Diakhir acara, Parlindungan mengatakan, semua keluhan masyarakat di Kota Medan pada umumnya menyangkut masalah banjir dan drainase yang menonjol. Meskipun, masalah lainnya tidak kalah pentingnya seperti pelayanan Kesehatan, penanganan UMKM dan pelayanan publik serta bantuan dari pemerintah. “Namun, demikian saya selaku wakil rakyat siap menjembatani ke pemerintah setempat (Pemko Medan) untuk dicari solusinya,” kata Parlindungan nomor urut 2 dari daerah pemilihan III meliputi, Kecamatan Medan Tembung, Perjuangan, Timur dan Medan Deli.
Kemudian Parlindungan juga memberikan bingkisan kepada masyarakat yang hadir sebagai tanda kenang-kenagnan telah menghadiri reses tersebut.***WASGO
