Puluhan Juta Gen Z Bakal Nyoblos di 2024, Seberapa Besar Efeknya?

Politik3028 Dilihat

JAKARTA || KPU telah menetapkan 204 juta daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024. Generasi Z atau Gen Z masuk daftar kelompok pemilih yang mendominasi dalam kontestasi lima tahunan ini.

Gen-Z masuk dalam kelompok pemilih muda. Kelompok Gen-Z ini merupakan orang-orang yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 8-23 tahun.

Mengacu pada data BPS tahun 2020, jumlah Gen-Z di Indonesia yakni 27,94 persen atau sekitar 75,4 juta dari total 270 juta jiwa penduduk Indonesia. Tak heran, jika di Pemilu 2024, suara Gen-Z jadi rebutan.

Dalam rapat pleno yang digelar KPU pada awal Juli 2023, KPU membeberkan data pemilih muda. Jumlah suara Gen-Z sebanyak 46,8 juta suara atau 22,85 persen.

Berikut rincian lengkapnya jumlah pemilih 2024 berdasarkan generasi:

Generasi Milenial: 33,60 persen atau 68.822.389
Generasi X: 28,07 persen atau 57.486.482
Generasi Z: 22,85 persen atau 46.800.161
Baby Boomer: 13,73 persen atau 28.127.340
Pre-boomer: 1,74 persen atau 3.570.850

Adapun KPU merinci 204 juta DPT Pemilu 2024 yakni laki-laki 102.218.50 dan perempuan 102.588.719. Dari jumlah total yang ditampilkan, sebanyak 203.056.748 pemilih berada di dalam negeri. Sementara itu, sebanyak 1.750.474 pemilih berada di luar negeri yang tersebar di 128 negara.

KPU juga menjabarkan data pemilih berdasarkan usia. Berikut datanya:

Usia < 17 tahun: 0,003 persen atau 6.697
Usia 17-30 tahun: 31,23 persen atau 63.953.031
Usia 31-40 tahun: 20,70 persen atau 42.398.719
Usia 40 >: 48,07 persen atau 98.448.775

Dengan jumlah suara gen z di Pemilu 2024, bagaimana cara capres-cawapres merebut hati pemilih muda dan bakal seberapa besar efeknya?

Peran Gen Z di Pemilu 2024

Jumlah suara Gen-Z yang tidak kecil ini bisa jadi acuan parpol menggaet suara pemilih muda. Paling tidak, parpol punya gimik yang ‘nempel’ ke anak muda.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Muhammad Danu Winata mengatakan Gen-Z tak bisa dipandang sebelah mata di 2024. Dia menilai Gen-Z kerap melempar isu-isu di media sosial yang diserap jadi narasi politik, misalnya soal isu mental health.

“Narasi yang muncul itu bisa dibilang banyak dilempar generasi Z baik narasi pemilihan terhadap lingkungan, mental health dan isu-isu kebijakan yang selama ini terluput seperti soal disabilitas, bahkan isu sepak bola,” ucapnya.

Tak heran, jika menurut Danu, Gen-Z bakal jadi pembeda pada pemilu tahun depan. Bahkan menurutnya Gen-Z jadi penentu Pemilu 2024.

Pengamat politik Adi Prayitno meyakini suara Gen Z jadi rebutan di Pemilu 2024. Apalagi, lanjut Adi, jumlah suara Gen Z di kontestasi politik lima tahunan kali ini cukup signifikan.

“Biasanya yang jumlahnya mayoritas penting jadi rebutan setiap capres,” kata Adi, kepada wartawan.

Meski demikian, Adi menilai ada sejumlah kendala yang harus dihadapi untuk merebut suara Gen Z ini. Dia menilai pemilih muda, khususnya Gen Z cenderung apatis dengan politik.

“Mereka itu alergi dengan parpol, bahkan antipati dengan para elit yang mereka (parpol) memang tidak pernah memberikan perubahan signifikan,” ujarnya.

“Oleh karena itu sekalipun Gen Z ini penting, jumlah pemilihnya signifikan, tapi di tengah apatisme, di tengah keantian mereka pada partai tentu tidak mudah cara mendekatinya,” lanjut dia.

Adi menuturkan salah satu cara mendekatinya dengan masuk ke dunia Gen Z. Misalnya, kata Adi, menggunakan bahasa yang supple.

“Mudah dicerna, tidak mendikte, tidak kaku, dan tentu saja dengan gaya bahasa dan tutur politik yang humble. Jangan berjarak dengan mereka, karena pemilih Gen Z ini tidak suka dijadikan sebagai objek, tapi Gen Z ini harus dijadikan partner bahkan jadi subjek,” terangnya.

Capres Harus Humble

Menurut Adi, capres yang bisa mempertontonkan sikap politik yang ramah, humble, dan bersahabat akan mudah memenangkan hati Gen Z. Dia menilai capres juga harus membuat politik jadi menyenangkan.

“Itu saja kuncinya. Siapa yang bisa menyentuh hati Gen Z, politik begitu menyenangkan, dia yang terpilih. Begitu juga harus diyakinkan begitu jadi Presiden persoalan Gen Z ini bisa diselesaikan dengan tuntas,” terangnya.

Adi mengatakan ada sejumlah isu krusial bagi Gen Z yang bisa dituntaskan.

“Lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, dan isu lingkungan,” ucapnya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *