Pada laga ini, Arsenal sebenarnya tampil lebih dominan. Mereka mencatatkan 65 persen penguasaan bola dibanding 35 persen milik Porto. Namun, tuan rumah mampu tampil efektif.
Mereka bisa mencatatkan dua tembakan ke arah gawang dari delapan percobaan. Sementara, Arsenal tumpul dengan sama sekali tak bikin shot on target dari tujuh percobaan yang mereka lepaskan.
Lini belakang Porto patut mendapat apresiasi karena mampu meredam lini serang Meriam London. Pepe jadi sosok pemimpin yang bisa mengkordinasi lini belakang Porto dengan baik.
Mantan pemain Real Madrid ini memang sudah tak muda lagi. Namun, ia tetap mampu tampil pria sepanjang 90 menit.
Pepe turut menorehkan rekor sebagai pemain outfield tertua yang tampil sebagai starter di fase gugur berkat penampilannya kontra Arsenal. Ia bermain penuh dalam usia 40 tahun dan 360 hari.
Usai tampaknya hanya sekadar angka untuk pria berpaspor Portugal ini. Dikutip dari WhoScored, Pepe mampu memenangi satu duel udara, bikin tiga tekel sukses, dua sapuan dan satu intersep.
Pelatih Porto, Sergio Conceicao, memang masih begitu percaya kepada Pepe menjadi kapten untuk tim asuhannya. Pepe jadi pilihan utama di jantung pertahanan dengan telah mencatatkan 23 penampilan di semua ajang musim ini.***DTK
