TEL AVIV || Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang kontroversial mencetuskan negaranya harus menduduki Jalur Gaza dan mengurangi separuh populasi daerah kantong Palestina tersebut dengan mendorong “emigrasi sukarela”.
“Kita bisa dan harus menaklukkan Jalur Gaza, kita tidak perlu takut dengan kata tersebut,” cetus Smotrich dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024).
Pernyataan itu disampaikan Smotrich ketika menghadiri acara yang digelar oleh Dewan Yesha, kelompok payung yang mewakili para pemukim Israel di Tepi Barat.
“Tidak ada keraguan bahwa di Gaza — dengan dorongan emigrasi sukarela — menurut pendapat saya, ada peluang unik yang terbuka dengan pemerintahan baru,” sebut Smotrich, merujuk pada pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden terpilih Donald Trump nantinya.
“Kita bisa menciptakan situasi di mana, dalam dua tahun, populasi Gaza akan berkurang separuhnya,” ucapnya.
Smotrich, yang memimpin Partai Religius Zionisme yang beraliran ultranasionalis ini, gemar menuai kontroversi dengan komentar-komentarnya dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Agustus lalu, dia memicu kemarahan internasional dengan menyatakan dibenarkan untuk membuat dua juta warga Gaza kelaparan, demi membebaskan sandera-sandera Israel yang ditahan di wilayah Palestina.
Smotrich dan sesama anggota kabinet Israel yang juga kontroversial, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, juga sempat memicu protes pada Januari lalu dengan rencana “pemindahan sukarela” untuk 2,4 juta jiwa penduduk Gaza.
Otoritas AS pada saat itu menolak pernyataan tersebut, yang dikecam sebagai pernyataan yang “tidak bertanggung jawab”.
Israel menduduki Jalur Gaza pada tahun 1967 silam dan mempertahankan pasukan serta permukiman Yahudi di sana hingga tahun 2005. Setelah menarik pasukannya, Tel Aviv memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza.
Sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu, Israel menerapkan pengepungan yang hampir total terhadap daerah kantong Palestina tersebut.
Kelompok militan Hamas merebut kekuasaan atas Jalur Gaza pada tahun 2007, setelah menggulingkan loyalis Otoritas Palestina.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak kembalinya para pemukim Yahudi ke Jalur Gaza, meskipun Smotrich dan beberapa anggota koalisi sayap kanan lainnya mendukung gagasan tersebut.***DTK