Luhut Ingatkan Relokasi Plumpang Jangan Jadi Ajang Popularitas

Politik636 Dilihat

JAKARTA || Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar masyarakat di kawasan Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara yang direlokasi, bukan Depo Pertamina.

“Jangan dibalik-balik. Plumpang itu sudah dibuat di sana, ada daerah kosong atau buffer zone untuk tidak ada kejadian. Jangan ini (depo) yang disuruh pindah, orang yang tidak berhak di situ yang harus pindah,” ujar Luhut saat ditemui di Pushidrosal TNI AL, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023).

Luhut menegaskan, tragedi Plumpang harus dilihat secara jernih. Sebab, tegas dia, daerah kosong yang kini menjadi permukiman itu bukanlah tanah kosong.

“Dari dulu sudah pernah diomongkan. Bisa saja pipa di sini bocor , belum terus ketahuan. Kalau ada api, bisa terbang dan terbakar. Itu yang terjadi sekarang,” kata Luhut.

Pemerintah, jelas dia, saat ini tengah mencari jalan tengah yang terbaik. Akan tetapi, Luhut menegaskan, tragedi Plumpang jangan dijadikan ajang mencari popularitas.

“Tidak boleh membuat popularitas di sini. Kita harus benar-benar jernih mencari jalan keluar sesuai aturan yang berlaku. Jangan dibalik-balik,” tegasnya.
Baca juga: Warga Sebut IMB Tanah Merah untuk Dapatkan Pelayanan Publik

Sehingga, sambung Luhut, pemerintah akan mengkaji terkait kemungkinan pemberian kompensasi atau pembangunan bagi warga yang akan relokasi. “Memberi kompensasi atau dibangunkan apa. Tapi tidak boleh lagi memberi izin. Yang memberikan izin itu saya rasa tidak benar. Tanggung jawab lah, nyawa yang hilang itu ada berapa itu,” kata dia.

Secara terpisah, salah seorang warga, Mursinah, mengaku tidak setuju untuk direlokasi, justru ia berharap bahwa rumah yang saat ini sudah hangus terbakar bisa segera kembali dibangun seperti sedia kala. “Kalau untuk itu (relokasi) kita masih mikirin lagi karena satu sekolah anak jadi jauh, kedua mencari duitnya juga jauh, kalau bisa kita minta dikembalikan aja,” jelasnya.

Berbeda dengan Slamet, menurutnya jalan terbaik harus didapatkan para warga terdampak. Ia mengatakan, solusi terbaik yakni menggantikan seutuhnya atau reokasi diberikan tempat tinggal layak.”Ya kalau itu jalan baik untuk masyarakat yaa itu, harapannya relokasi,” ujar Slamet.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *