PYONGYANG, informasiterpercaya.com || Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Utara (Korut) Kang Sun Nam memperingatkan bahwa kunjungan kapal selam berkemampuan nuklir milik Amerika Serikat (AS) ke pelabuhan Korea Selatan (Korsel) bisa memenuhi persyaratan hukum, di mana Pyongyang akan menggunakan senjata nuklirnya.
Seperti dilansir AFP, Jumat (21/7/2023), Kang menyebut kedatangan kapal selam kelas Ohio dan berkemampuan nuklir milik AS ke pelabuhan Busan, Korsel, pekan ini ‘mungkin termasuk dalam ketentuan penggunaan senjata nuklir yang diatur dalam undang-undang DPRK — nama resmi Korut — soal kebijakan kekuatan nuklir’.
Kunjungan kapal selam berkemampuan nuklir AS ke pelabuhan Korsel itu menjadi momen pertama sejak tahun 1981 silam.
Kunjungan itu dilakukan saat hubungan antara kedua Korea sedang berada di salah satu titik terendahnya, dengan diplomasi terhenti dan pemimpin Korut Kim Jong Un menyerukan peningkatan pengembangan senjata, termasuk senjata nuklir taktis.
Merespons hal itu, Washington dan Seoul semakin meningkatkan aksi militer gabungan mereka, terutama latihan militer bersama yang membuat Pyongyang geram.
Tahun lalu, Korut mengadopsi undang-undang nuklir yang luas, yang menetapkan serangkaian skenario di mana Pyongyang bisa menggunakan senjata nuklirnya, termasuk serangan nuklir pre-emptive jika terancam.
Dalam pernyataannya, Kang menyebut kehadiran kapal selam berkemampuan nuklir AS itu merupakan ‘ancaman nuklir terang-terangan dan secara langsung terhadap DPRK’.
Dia juga menyebut kunjungan kapal selam AS itu berarti ‘senjata nuklir strategis telah dikerahkan ke Semenanjung Korea untuk pertama kalinya setelah 40 tahun’.
“Pihak militer AS harus menyadari bahwa aset nuklirnya telah memasuki perairan yang sangat berbahaya,” tegas Kang dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
Presiden Yoon Suk Yeol mengunjungi kapal selam AS itu pada Rabu (19/7) dan memperingatkan Korut bahwa penggunaan senjata nuklir terhadap Korsel akan ‘memicu kehancuran rezimnya’.
Kapal selam kelas Ohio itu bisa membawa hingga 20 rudal balistik Trident II. Namun Angkatan Laut AS biasanya tidak mengonfirmasi apakah kapal selamnya membawa senjata nuklir sebelum melakukan penyelaman.
Washington dan Seoul yang bersekutu juga menggelar rapat pertama kalinya untuk Kelompok Konsultatif Nuklir di Seoul pada Selasa (18/7) waktu setempat, untuk meningkatkan tanggapan bersama terhadap setiap serangan nuklir oleh Pyongyang.
“Setiap penggunaan kekuatan militer mereka melawan DPRK akan menjadi pilihan paling menyedihkan, di mana mereka tidak akan memiliki ruang untuk memikirkan keberadaan mereka lagi,” tegas Kang dalam peringatan untuk AS dan Korsel.***DTK