JAKARTA || Kementerian ESDM telah menetapkan 47 mineral dalam kelompok mineral kritis. Empat puluh tujuh mineral itu tercatat dalam lampiran Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis.
Seperti dikutip detikcom, Senin (2/10/2023), mineral kritis dijelaskan dalam Bagian Kedua Kepmen itu yakni merupakan mineral yang mempunyai kegunaan penting untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara yang memiliki potensi gangguan pasokan dan tidak memiliki pengganti yang layak.
Kemudian di Bagian Ketiga dijelaskan, penetapan jenis komoditas yang tergolong dalam klasifikasi mineral kritis didasarkan atas kriteria yakni (a) mineral yang menjadi bahan baku dalam industri strategis nasional, (b) mineral yang memiliki nilai manfaat untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara, (c) mineral yang memiliki risiko tinggi terhadap pasokan, dan (d) mineral yang tidak memiliki pengganti yang layak.
Logam tanah jarang (LTJ) masuk dalam daftar mineral kritis ini. LTJ sendiri merupakan ‘harta karun’ yang tersimpan di Indonesia.
Komoditas ini diburu banyak negara termasuk negara-negara Eropa. Tak heran, penemuan tambang LTJ di utara Swedia beberapa waktu lalu menggegerkan Eropa. Sebab, LTJ tak pernah ditambang di Eropa dan biasanya Eropa mengandalkan pasokan dari China.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, daftar itu dibuat karena keberadaannya sangat diperlukan dan jumlahnya sangat terbatas.
“Ya nanti mineral-mineral yang keberadaanya sangat diperlukan untuk bisa mendukung terutama transisi ini kan kemudian yang jumlahnya juga terbatas,” katanya di Kementerian ESDM Jakarta.
Saat ditanya apakah akan ada pembatasan ekspor untuk mineral tersebut, Arifin tidak menjawab secara tegas. Dia hanya mengatakan, mineral itu diperlukan untuk jangka panjang. China, kata dia, telah melarang ekspor LTJ.
“Ya kita harus keperluannya jangka panjang, kemarin di Prancis itu Yunani protes, China itu udah nyetop juga dia punya rare earth-nya, germanium sama apa,” katanya.
Dia mengatakan, di negara maju mineral-mineral tersebut sudah banyak dimanfaatkan namun di Indonesia belum. Oleh karena itu, dia mengatakan, perlu eksplorasi dan analisa lebih jauh.
“Selama ini di banyak negara-negara maju mineral-mineral yang sangat jarang itu sangat banyak dimanfaatkan, kita kan belum. Kita nggak tahu yang kita ekspor, ada apa di dalamnya nah itu kita perlu eksplorasi lebih dalam lagi. Lakukan analisa-analisa gunanya untuk apa ternyata banyak sekali,” terangnya.
Lantas, apa saja mineral kritis itu? Berikut daftar lengkapnya:
1. Aluminium
2. Antimoni
3. Barium
4. Berilium
5. Besi
6. Bismut
7. Boron
8. Kadmium
9. Feldspar
10. Fluorspar
11. Fosfor
12. Galena
13. Galium
14. Germanium
15. Grafit
16. Hafnium
17. Indium
18. Kalium
19. Kalsium
20. Kobal
21. Kromium
22. Litium
23. Logam Tanah Jarang
24. Magnesium
25. Mangan
26. Merkuri
27. Molibdenum
28. Nikel
29. Niobium
30. Palladium
31. Platinum
32. Ruthenium
33. Selenium
34. Seng
35. Silika
36. Sulfur
37. Skandium
38. Stronsium
39. Tantalum
40. Telurium
41. Tembaga
42. Timah
43. Titanium
44. Torium
45. Wolfram
46. Vanadium
47. Zirkonium.***DTK