Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Indonesia Rugi Rp 3,7 T

Olahraga492 Dilihat

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pembatalan penyelenggaran Piala Dunia U-20 membuat Indonesia merugi Rp3,7 triliun.

Angka tersebut diperoleh dari hilangnya kunjungan wisatawan mancanegara dan juga kehadiran penonton yang akan menyaksikan pertandingan langsung di stadion.

Semula, pemerintah menargetkan setidaknya akan ada 50 ribu wisatawan asing yang datang ke Indonesia untuk menyaksikan Piala Dunia U-20. Sementara, jumlah penonton yang akan hadir ke stadion diproyeksikan mencapai dua juta orang sepanjang turnamen berlangsung.

“Itu total lebih dari 2 juta sampai 2,3 juta penonton dan minimal dampaknya itu mencapai Rp3,7 triliun. Ini kerugian yang sangat besar,” ujar Sandiaga selepas mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3).

Selain dari kunjungan wisatawan dan kehadiran penonton, kerugian juga datang dari renovasi enam stadion yang akan digunakan sebagai venue ajang internasional tersebut. Politisi Partai Gerindra itu menyebut, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, sudah menggelontorkan dana sebesar Rp500 miliar untuk perbaikan infrastruktur.

Sandiaga menambahkan potensi kerugian Rp3,7 triliun hanya jumlah minimum. Hal yang lebih mengkhawatirkan menurutnya adalah reputasi jangka menengah dan jangka panjang bagi Indonesia.

Pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah bisa saja berpengaruh pada citra Tanah Air di mata dunia. Indonesia, sambungnya, bisa dianggap tidak profesional dalam menggelar agenda-agenda berkelas dunia.

“Citra dan reputasi Indonesia sebagai destinasi unggulan itu harus kita jaga. Jangan sampai terdampak negative karena kita masih terus mengundang event-event berkelas dunia termasuk konser musik,” papar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

“Indonesia sukses di G-20. Kemudian ada banyak sekali event tahun ini. Kita juga menjadi tuan rumah keketuaan ASEAN. Jangan sampai reputasi yang sudah begitu sulitnya kita bangun, ini terdampak.”

Di luar kerugian materil, menurutnya, yang tidak kalah membuat kecewa adalah hilangnya harapan para Garuda Muda yang semestinya bisa merasakan atmosfer pertandingan dunia.

“Mereka gagal mewujudkan mimpi-mimpi menjadi bagian daripada perhelatan ajang sepak bola dunia,” tandasnya.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *