GUBERNUR Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengakui aksi kekerasan di Papua saat ini mengalami peningkatan. Dibandingkan era sebelumnya, aksi kekerasan di Papua pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo paling tinggi.
Temuan itu didapatkan Lemhannas dari salah satu putaran kajian mereka tentang Papua. Andi mengaku tahun ini, Lemhannas berencana melakukan tujuh kali putaran kajian tentang Papua.
“Temuan ini menunjukan aksi kekerasan di Papua di masa kepemimpinan Jokowi malah cenderung meningkat,” ujar Andi dalam Forum Komunikasi Gubernur Lemhannas bersama Pemimpin Redaksi Media Massa, di Jakarta, Rabu (22/2).
Dalam kajian mereka, Andi melihat aksi kekerasan di Bumi Cendrawasih cenderung tidak berpola, kecuali lokasi kekerasan. Kondisi kekerasan yang tidak berpola itu menimbulkan kekhawatiran.
“Kalau lokasi kita bisa tahu, modusnya, terbanyaknya ada di mana, di kabupaten mana, wilayah mana, ada polanya. Tapi selain lokasi tidak ada polanya dan itu mengkhawatirkan,” kata Andi
Lebih lanjut Andi mengatakan tidak ada korelasi yang ditemukan antara indikator ekonomi, sosial dan kekerasan di Papua. “Tidak ada korelasi. Dana otsus dengan aksi kekerasan, data menunjukkan tidak ada korelasi. Tingkat kemiskinan, tidak ada korelasi, pengangguran terbuka, tidak ada korelasi,” kata Andi.
Karena tidak menemukan korelasi kekerasan dengan sejumlah indikator, Andi mengungkapkan Lemhannas masih mencari cara yang tepat untuk menangani kondisi di Papua. “Temuannya tidak ada korelasi, dalam artian kita belum punya treatment tentang Papua, harus dicari treatment-nya apa untuk Papua tersebut,” katanya seraya menambahkan kajian tentang Papua akan disampaikan di Kantor Staf Presiden Kamis mendatang.***MIOL