MEDAN || Dalam rangka percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen, UISU menggelar workshop penulisan jurnal sebagai persyaratan usulan kepangkatan Lektor Kepala dan Guru Besar. Pelaksanaan kegiatan merupakan kerjasama antara UISU dengan KUMMITE, sebuah perkumpulan menulis dan meneliti bagi pendidikan yang diinisiasi dosen-dosen di Medan.
Kegiatan yang berlangsung di ruangan Auditorium Pusat Administrasi UISU Jl.SM.Raja, Sabtu (30/9) dibuka Wakil Rektor Bidang Akademi dan Dakwah Islamiyah Prof. Dr. Marzuki SH, M.Hum serta dihadiri Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Ir. H. Abdul Haris Nasution, MT, Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Andang Suhendi SS. MA serta dosen-dosen di lingkungan UISU. Sementara, hadir sebagai narasumber Prof. Rahmah Fithriani,SS,M.Hum.PH.D dan Dr.Anna Riana Suryanti Tambunan,M.Hum.
Prof.Dr.Marzuki SH, M.Hum yang mewakili Rektor UISU Dr.Safrida,SE.,M.E menjelaskan bahwa peningkatan jabatan fungsional dosen sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan kewajiban tri dharma perguruan tinggi, “Bahwa untuk mencapai jenjang jabatan Lektor kepala, adanya persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk itu harus ada strategi untuk menghasilkan jurnal yang berbasis Scopus maupun Sinta,”jelasnya. Sebab itu, pelaksanaan workshop ini merupakan peluang bagi dosen UISU untuk mengetahui dan memahami strategi memasukkan jurnal dalam rangka memenuhi persyaratan usulan Lektor kepala dan guru besar.
Sementara itu, Dr. Anna Rianna Suryanti Tambunan,M.Hum mengingatkan bahwa saat ini banyak penerbit jurnal predator memangsa akademisi demi keuntungan finansial melalui biaya pemprosesan artikel, tanpa memenuhi standart penerbitan ilmiah. Dikatakannya, bahwa cara menghindari jurnal bajakan dapat dilakukan dengan pemeriksaan atau penyelidikan terhadap call for paper yang diterima, melalui email. “Mulailah dengan mencari jurnal tesebut diberbagai mesin pencari dan melalui forum online atau blog untuk mengetahui lebih lanjut, sehingga jurnal yang dibajak sering kali berisi makalah dengan kualitas rendah dengan banyak kesalahan ketik yang sering kali disalin dari jurnal yg lain. Sehingga kita perlu melatih diri kita untuk membedakan jurnal predator kloningan dan bajakan melalui situs yang ada,”katanya.
Sedangkan Prof. Rahmah Fithriani, SS, M.Hum.Ph.D menyampaikan yang namanya publikasi internasional terikat pada Formad IMRaD introduction atau pendahuluan, Method, Result and Discussion.Menurutnya, untuk memastikan bahwasannya jurnal itu jurnal yang bereputasi bisa dilihat dari indexnya, jurnal yang bereputasi berada dalam data base yang bereputasi juga seperti scopus, sehingga dalam tulisan jurnal internasional hanya membutuhkan 5000 sampai 7000 kata standard untuk original reset.
“Sehingga Standart internasional harus di masukkan setiap pointnya kedalam abstrak dengan menjelaskan konteks, tujuan dan metodelogi, lalu temuannya, dan selanjutnya menjelaskan latar belakang dan konteks penelitian dengan perkenalkan topik penelitian menjelaskan mengapa itu menjadi penting,”ujarnya.***WASGO