Bertemu Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Jokowi Paparkan 3 Isu

Ragam1119 Dilihat

JAKARTA, informasiterpercaya.com || PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi mengatakan sejumlah negosiasi dengan Malaysia diharapkan dapat segera diselesaikan setelah tertunda selama bertahun-tahun. Hal itu berkat pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim.

Presiden mengatakan ada tiga poin yang dibahas dalam pertemuannya dengan PM Malaysia, yakni penyelesaian masalah perbatasan. Kedua, persoalan pekerja migran Indonesia, dan ketiga kolaborasi Indonesia-Malaysia melawan aturan diskriminasi ekspor sawit oleh Uni Eropa.

Jokowi mengatakan perbatasan darat Segmen Sebatik dan Segmen Sinapad dapat segera selesai pada tahun ini. Selain itu juga batas teritorial di laut Sulawesi.

“Saya menyambut baik penyelesaian negosiasi batas laut teritorial di laut Sulawesi, di selat Malaka bagian selatan, setelah 18 tahun proses negosiasi, 18 tahun. Bisa diselesaikan ini alhamdulillah, berkat Sri Anwar ibrahim yang bekerja cepat dibantu para menteri,” ujar presiden memberikan keterangan seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim seperti dikutip dari laman YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/6).

“Mumpung perdana menterinya Datuk Sri Anwar Ibrahim dan di Indonesia presidennya masih Jokowi,” kelakarnya.

Presiden berharap negosiasi perbatasan lainnya dapat segera diselesaikan. Indonesia, ujarnya, menyambut baik penyelesaian Memorandum of Understanding (MoU) untuk border crossing agreement, border trade agreement, dan juga sertifikasi halal juga kerjasama promosi investasi.

Perundingan terkait Border Crossing Agreement (BCA) mulai dibahas sejak tahun 2009. Perjanjian BCA merupakan landasan bagi Indonesia-Malaysia dalam menangani kegiatan lintas batas orang (masyarakat) dan barang di Kawasan Perbatasan kedua negara. Sedangkan mengenai Border Trade Agreement (BTA) belum dapat disahkan sebelum BCA disepakati oleh kedua negara.

Lalu mengenai perlindungan pekerja migran Indonesia, Jokowi menuturkan Indonesia menghargai komitmen Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk perlindungan serta penegakan hukum yang adil. Kedua pimpinan negara itu sepakat membentuk mekanisme khusus bilateral untuk menyelesaikan masalah pekerja migran Indonesia.

“Saya juga mendorong community learning center di Semenajung segera diwujudkan, dan juga WNI yang ada di depo imigrasi juga bisa segera dipulangkan serta one channel system harus dioptimalkan,” papar Jokowi.

Terakhir, Indonesia, sebut Jokowi, sepakat menjalin kolaborasi dengan Malaysia untuk melawan diskriminasi ekspor kelapa sawit dan komoditas lainnya atas berlakunya aturan dari Uni Eropa. Presiden menyampaikan Indonesia menghargai joint mission Indonesia – Malaysia kepada Uni Eropa.

Uni Eropa menyepakati regulasi tentang rantai pasokan bebas deforestasi. Regulasi tersebut mewajibkan perusahaan lokal dan asing untuk menyediakan pernyataan uji kelayakan atau due diligence bahwa produknya tidak berkontribusi ke penggundulan dan degradasi hutan di mana pun setelah 31 Desember 2020.

Indonesia dan Malaysia sepakat melakukan pendekatan agar kedua masih bisa mengekspor produk sawit ke negara tersebut.

“Kolaborasi semacam ini harus terus diperkuat, jangan sampai komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh Malaysia, oleh Indonesia didiskriminasi di negara lain,” imbuhnya.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *