Gubsu Buka Rakor Pendidikan SMA se-Sumut di Tapteng

Sumut627 Dilihat

Gubsu Edy Rahmayadi menghadiri sekaligus membuka acara rakot pendidikan SMA se Provinsi Sumut di SMA 1 Plus Matauli, Kecamatan Pandan, Kab. Tapteng, Jumat (17/2/2023).

TAPTENG || Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pendidikan SMA se-Provinsi Sumut di GOR SMAN 1 Plus Matauli, Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Jumat (17/2). Dalam kegiatan itu, para guru diminta untuk menguatkan keteladanan bagi siswa setiap saat.

Di hadapan seluruh guru SMA se-Kota Sibolga yang hadir, Gubernur menyampaikan kondisi moralitas anak bangsa yang perlu dididik sedemikian rupa agar tetap menjaga nilai luhur dan kehormatan kepada keilmuan, terutama kepada orang tua dan pendidik.

Hadir di antaranya Pj Bupati Tapteng Elfin Elyas Nainggolan, Walikota Sibolga Jamaluddin Pohan serta unsur Forkopimda setempat. Juga hadir Kadis Pendidikan Sumut Asren Nasution, Kabiro Umum Setdaprov Sumut Dedi Harahap, serta para pejabat lainnya.

“Guru harus mampu memberikan motivasi dan semangat serta kepercayaan diri para peserta didik,” ujar Gubernur dalam pidatonya.

Nilai luhur dan penghormatan kepada guru dan orang tua, kata Gubernur, merupakan ciri yang harus tetap terjaga pada diri generasi muda. Karenanya selain keilmuan yang diberikan kepada muridnya, seorang guru merupakan teladan yang dalam setiap langkah hidupnya, baik di dalam maupun luar sekolah harus tercermin.

“Tanamkan dalam diri, bahwa aku bisa menjadi orang hebat, bisa menjadi orang yang berguna bagi bangsa ini, karena guru yang mengajarkan kita. Saya jadi Gubernur, tentu ada andil besar guru dan orang tua,” jelasnya.

Setelah keilmuan dan keteladanan, Gubernur juga meminta guru untuk memberikan motivasi, kepercayaan diri, serta semangat pantang menyerah dalam menghadapi setiap perjalanan hidup, baik saat masih di bangku sekolah, maupun setelah selesai menempuh pendidikan. Dengan begitu, nilai luhur yang diajarkan dan dicontohkan oleh guru, dapat tertanam di benak para muridnya.

“Itulah wujud kasih sayang orang tua dan guru. Bayangkan saja, seekor induk rusa rela mengorbankan dirinya dimangsa, demi menyelamatkan anaknya yang akan diterkam cheetah (macan). Kita tahu, betapa sulitnya rusa ditangkap, dan bisa saja induk rusa melarikan diri. Tetapi dia memilih berkorban nyawa dan melihat anak-anaknya selamat,” ungkap Gubernur.

Dari kisah itu, kata Gubernur, moralitas seorang guru dan orang tua saat ini begitu penting dalam menjaga akhlak, budi pekerti anak. Mengingat banyaknya tantangan moralitas yang dapat merusak generasi muda di era teknologi informasi sekarang ini.

“Saya ucapkan terima kasih kepada para guru yang memberikan seluruh dedikasinya untuk menjadikan generasi muda kita terjaga keilmuan dan akhlaknya, apapun agamanya. Karena semuanya tentu mengajarkan kebaikan,” pungkas Gubernur.***WASGO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *