LONDON || Ada tiga perbedaan mencolok antara Roman Abramovich dan Todd Boehly saat memimpin Chelsea di awal era masing-masing. Apa itu?
Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea pada tahun 2003 sampai 2022. Abramovich sukses menyulap Chelsea dari tim papan tengah jadi tim langganan juara.
Selama 19 tahun kepemimpinannya, Chelsea-nya Abramovich sukses menyabet 21 trofi. Perang Rusia dan Ukraina berdampak kepada Abramovich, yang akhirnya harus menjual Chelsea.
Todd Boehly lantas membeli Chelsea di tahun 2022 kemarin. Sayangnya, kini The Blues merana jadi tim papan tengah walau sudah belanja sampai 1 miliar Pounds atau setara Rp 19 triliun.
Dilansir dari Tribuna, ada tiga perbedaan mencolok antara di era awal Roman Abramovich di Chelsea dibanding Todd Boehly. Apa itu?
Poin pertama adalah manajer. Roman Abramovich masih mempertahankan Claudio Ranieri di era pertama kepemimpinannya. Barulah di musim kedua, Abramovich mendatangkan Jose Mourinho.
Berbeda dengan Todd Boehly. Dirinya langsung memecat Thomas Tuchel dan digantikan Graham Potter. Potter juga selanjutnya cepat dipecat, lanjut ke manajer interm Bruno Saltor, Frank Lampard, kini Mauricio Pochettino.
Poin kedua adalah transfer. Roman Abramovich mempertahankan pemain ‘lama’ seperti Terry, Lampard, Hasselbaink, dan Gudjohnsen. Meski para pemain baru didatangkan, para pemain ‘lama’ masih punya peran penting.
Berbeda dengan Tood Boehly, dirinya langsung jor-joran belanja dan mendepak para pemain senior di Chelsea. Malah kini, para pemain The Blues usianya rata-rata di bawah 25 tahun.
Poin terakhir adalah soal dewan klub. Roman Abramovich membajak Peter Kenyon dari Man United sebagai CEO baru. Kenyon lantas merombak Chelsea dan Si Biru bisa naik ke level elit.
Todd Boehly langsung mengganti jajaran dewan klub terutama Bruce Buck dan Marina Granovskaia yang punya peran penting dalam beberapa tahun terakhir dalam bisnis transfer pemain.
Chelsea kini seolah harus memulai kembali dari nol.***DTK
