Warga Sebut Fenomena Tawuran di Manggarai Meningkat Jelang Pemilu

Kriminal1662 Dilihat

JAKARTA || Tawuran antarwarga di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, seakan tak pernah selesai. Sejumlah warga mengaku sudah lelah dengan aksi tawuran yang meresahkan ini.

Tak jelas akar permasalahan tawuran ini kenapa bisa terjadi. Namun, yang membuat warga heran, fenomena tawuran ini muncul 5 tahunan menjelang pemilu.

Hal tersebut disampaikan warga dalam kegiatan rembug warga bersama Polres Metro Jakarta Selatan dan stakeholder terkait di pos pantau underpass Manggarai, Selasa 24 Oktober 2023 malam. Turut hadir di lokasi, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kapolsek Tebet Kompol Jamalinus L P Nababan, Kapolsek Setiabudi Kompol Arif Purnama Oktora, Lurah Manggarai M Arafat Dinsirat dan tokoh masyarakat lainnya.

Ramlan selaku Ketua RT 01 RW 04 Manggarai mengatakan setidaknya ada tiga titik rawan tawuran di kawasan tersebut, yakni underpass Manggarai, RPTRA, dan pintu kereta Bukit Duri. Ramlan menyebut warga sekitar sudah melakukan siskamling untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Namun, para pelaku tawuran kucing-kucingan bersama warga.

“Saya dapat info dari warga, dia katanya orang timur, gabungan. Dia pun berani masuk wilayah kita, kita jaga, kita pulang jam 2 terjadi (tawuran). Kita jaga sampai jam 2, subuh terjadi. Saya berharap titik Manggarai RPTRA, Bukti Duri diawasi mungkin nanti bisa di-TKP,” kata Ramlan di lokasi, Selasa (24/10/2023).

Sementara itu, Asraf, salah satu tokoh warga Pasar Manggis, mengatakan fenomena tawuran di Manggarai memiliki karakteristik sendiri. Menurut pengamatannya, tawuran itu meningkat menjelang tahun politik.

“Sejak tahun 2000 kejadian terus saja. Tapi punya skala waktu terkadang kita bingung, menariknya setiap 5 tahun pemilu eskalasi meningkat,” ujarnya.

Asraf berharap nantinya pihak kepolisian bersama pemerintah daerah bisa memfasilitasi pertemuan anak muda dan tokoh masyarakat di kawasan Manggarai. Hal tersebut diharapkan bisa membuat kesepahaman untuk menghentikan aksi tawuran yang ada.

“Mungkin dibentuk tim ini, saran saya kumpulan tokoh masyarakat tokoh muda di lingkungan rawan padat penduduk dan mungkin kebanyakan mohon maaf putus sekolah belum bekerja, nanti ada dialog. Kalau boleh, anak-anak muda dicari, diajak ngobrol mereka membentuk tim kebersamaan di titik tawuran,” jelasnya.

Selaras, hal tersebut juga diungkap oleh Ketua RW 05 yang meminta agar dilakukan pertemuan masyarakat yang kerap berselisih untuk menekan aksi tawuran. Dia juga mengapresiasi langkah polisi dan pemda dengan menambah pengadaan CCTV untuk mencegah tawuran pecah kembali.

“Ayo mari jalankan hal seperti itu, terutama pemangku wilayah RT, RW tokoh masyarakat, tokoh agama. Insyaallah selama ini sangat efektif. Kejadian (tawuran) kita tidak bisa prediksi, karena kecanggihan. Alhamdulillah CCTV sudah ditambah alhamdulillah, terimakasih. Semoga dengan adanya CCTV ini tidak akan terjadi lagi tawuran,” jelasnya.

2 Aksi Tawuran dalam Sepekan
Untuk diketahui, tawuran terjadi pada hari Sabtu (21/10) malam, aksi kedua setelah yang sebelumnya tawuran di kawasan yang sama pecah pada hari Kamis (19/10) malam.

“Betul. Tawuran berhasil dibubarkan oleh Kapolsek Tebet,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary saat dikonfirmasi, Jumat (20/10).

Dalam tawuran yang terakhir, diketahui satu orang terluka di kepala akibat lemparan batu. Korban luka harus dilarikan ke RSCM usai terluka buntut tawuran yang ada.

“Sudah terkonfirmasi, ada satu (korban luka),” kata Kapolsek Tebet Kompol Jamalinus Nababan saat dihubungi, Senin (23/10).

Adapun korban luka tersebut disebabkan terkena lemparan batu saat terjadi tawuran. Polisi menduga korban tersebut terlibat dalam aksi tawuran. Diketahui saat itu warga saling serang dengan batu dan petasan.

“Dia kena lemparan batu. Diduga ikut tawuran,” katanya.***DTK