MEDAN || Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di tengah masyarakat sangat diutamakan, termasuk kalangan wartawan. Oleh karenannya, ketika wartawan menjalankan tugas jurnalistik di lapangan hendaknya publik juga menghormati HAM wartawan.
Artinya, kekerasan fisik, kriminalisasi dan perusakan terhadap kantor media tidak terjadi. Jika ada berita yang dihasilkan wartawan tidak sesuai fakta dan data di lapangan silahkan gunakan hak jawab atau ke jalur hukum. Tidak perlu demo atau somasi.
Demikian Wardjamil selaku Pemimpin Redaksi Harian Analisa yang juga nara sumber di pelatihan jurnalistik penguatan etika profesi mewujudkan jurnalisme berkualitas yang diselenggarakan Dewan Kehormatan Propinsi PWI Sumut, Selasa (12/12/2023) di Hotel Grand Inna Medan.
Menurutnya, jurnalisme berbasis (HAM) saatnya ini perlu ditingkatkan, terutama agar publik merasa tetap mendapat proteksi dengan sajian informasi dan peliputan peristiwa yang benar. Berita yang disajikan tidak melanggar HAM, sehingga publik merasa nyaman dalam mengikuti sajian media massa.
Di sisi lain, publik dan pers harus peduli HAM. Di antara jalur untuk memahami dan mendalami HAM adalah melalui pendidikan HAM. Kampus-kampus diharapkan menyelenggarakan pendidikan HAM yang bukan hanya bagi kalangan kampus melainkan pula untuk publik dan pers.
War Djamil mengungkapkan, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi saat ini yang kemudian menghadirkan platform baru bagi pers, seperti media daring (online), membuat persaingan media massa kian kompetitif. Media massa cetak, turut merasakan makin ketatnya persaingan tersebut.
Menurutnya, salah satu upaya dan strategi terbaik yang bisa ditempuh guna menghadapi tantangan itu ialah dengan cara meningkatkan mutu pemberitaan, baik dalam bentuk berita, artikel (features) maupun foto.***WASGO