Tol Laut Tekan Disparitas Harga di Daerah Terpencil, Kemendag Ungkap Datanya

Ragam132 Dilihat

JAKARTA || Program Tol Laut yang dibesut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan disparitas harga sudah berjalan hampir satu dekade. Program ini diharapkan dapat menurunkan harga bahan pokok di daerah terpencil.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang memaparkan sejauh ini data koefisien variasi harga antar wilayah telah turun jumlahnya yang mengindikasikan disparitas harga sudah turun di daerah. Koefisien variasi harga antar wilayah sudah turun dari awalnya 14,2 pada 2015, kini menjadi 10,25 poin.

“Dari 2015 ke 2024 bila dilihat dari koefisien harga variasi sebagai indikator perhitungan kita untuk disparitas harga antar wilayah itu ada penurunan signifikan, 2015 itu 14,2 dan 2024 10,25,” ungkap Moga dalam diskusi FMB9 yang disiarkan virtual, Senin (30/9/2024).

Moga melanjutkan rata-rata inflasi nasional saat ini juga sudah berada di bawah sasaran target. Dia menilai hal ini juga menjadi keberhasilan program Tol Laut menjaga harga pangan.

“Kan target sekitar 1,5-3,5% tahun ini saja inflasi 2,15% itu lah capaian Tol Laut ini,” beber Moga.

Moga menjelaskan, beberapa daerah yang paling terdampak penurunan harga ada di Papua dan Maluku. Beras menjadi salah satu komoditas pangan yang banyak mengalami penurunan harga.

“Yang jelas itu Papua Pegunungan dan Maluku (menjadi yang paling terdampak penurunan harga), karena Tol Laut bukan hanya kapal besar bersandar tapi disambung ke angkutan perintis dan jembatan udara juga, daerah terpencil yang disparitas harga tinggi bisa turun jauh. Komoditas apa saja? Bisa beras dan produk ikan,” beber Moga.

Sayangnya, Moga tak merinci daftar penurunan harga pangan yang terjadi karena Tol Laut. Namun, selama ini pemerintah mengklaim penurunan disparitas harga pangan karena Tol Laut bisa mencapai 30%.(dtk)