Tantang AS, Putin Ancam Produksi Lagi Senjata Nuklir

Ragam1659 Dilihat

MOSKOW || Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan memulai kembali produksi senjata nuklir jarak menengah, jika Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi niatnya mengerahkan rudal ke Jerman atau lokasi-lokasi lainnya di kawasan Eropa.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/7/2024), ancaman terbaru itu dilontarkan Putin saat berpidato dalam parade Angkatan Laut Rusia yang digelar di Saint Petersburg pada Minggu (28/7) waktu setempat.

“Jika Amerika Serikat melaksanakan rencana tersebut, kami akan menganggap diri kami terbebas dari moratorium sepihak yang sebelumnya diterapkan terhadap pengerahan kemampuan serangan jarak menengah dan jarak dekat,” ucap Putin dalam pidatonya.

Putin menambahkan bahwa saat ini di Rusia, “pengembangan sejumlah sistem semacam itu sedang dalam tahap akhir”.

“Kami akan mengambil langkah-langkah serupa dalam mengerahkannya (rudal-red), dengan mempertimbangkan langkah AS, satelit-satelitnya di Eropa dan wilayah-wilayah lainnya di dunia,” sebut Putin memperingatkan.

Rudal-rudal jarak menengah, yang dapat menempuh jarak antara 500 kilometer hingga 5.500 kilometer, merupakan subjek dari perjanjian pengendalian senjata yang ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet tahun 1987 silam.

Tapi baik Washington maupun Moskow sama-sama menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah pada tahun 2019 lalu, dengan masing-masing saling menuduh telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam perjanjian tersebut.

Rusia kemudian mengatakan pihaknya tidak akan memulai kembali produksi rudal jarak menengah selama AS tidak mengerahkan rudal-rudalnya ke luar negeri.

Pada awal Juli lalu, AS dan Jerman mengumumkan bahwa “pengerahan episodik” untuk rudal-rudal jarak jauh AS, termasuk rudal jelajah Tomahawk, ke Jerman akan dimulai tahun 2026 mendatang.

Putin, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa “lokasi administratif dan militer penting Rusia” akan berada dalam jangkauan rudal yang “di masa depan bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, sehingga wilayah kami akan berada dalam waktu sekitar 10 menit” setelah serangan dilancarkan.

Dia juga menyinggung soal penempatan rudal jarak menengah Typhon oleh AS ke wilayah Denmark dan Filipina dalam latihan militer baru-baru ini.

“Situasi ini mengingatkan kita pada peristiwa Perang Dingin terkait penempatan rudal jarak menengah Pershing Amerika di Eropa,” cetus Putin dalam pidatonya.

AS mengerahkan rudal balistik Pershing ke wilayah Jerman Barat tahun 1980-an silam pada puncak Perang Dingin. Rudal-rudal AS terus ditempatkan di sana hingga reunifikasi Jerman terjadi dan hingga tahun 1990-an.

Namun setelah berakhirnya Perang Dingin, AS secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di kawasan Eropa seiring dengan berkurangnya ancaman dari Rusia.

Kremlin telah memperingatkan pada pertengahan Juli lalu bahwa usulan pengerahan rudal AS akan berarti ibu kota negara-negara Eropa akan menjadi target rudal-rudal Rusia.

“Kami mengambil langkah mantap menuju Perang Dingin. Semua atribut Perang Dingin dengan konfrontasi langsung kembali muncul,” sebut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat berbicara kepada televisi pemerintah Moskow.***DTK