Taliban Larang Wanita Afghanistan Kunjungi Taman Nasional

Ragam1530 Dilihat

KABUL || Taliban yang kini menguasai wilayah Afghanistan akan mengerahkan pasukan keamanannya untuk menegakkan larangan bagi para wanita untuk mengunjungi taman nasional paling populer di negara tersebut.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (28/8/2023), rencana pengerahan pasukan keamanan itu diumumkan oleh Kementerian Pencegahan Tindak Kejahatan dan Promosi Kebajikan dalam pernyataan yang dirilis pekan ini.

Kementerian itu juga menuduh wanita-wanita di Afghanistan tidak memperhatikan cara yang benar untuk mengenakan jilbab atau hijab, saat berkunjung ke Taman Nasional Band-e-Amir yang ada di Provinsi Bamiyan.

Rencana Taliban mengerahkan pasukan keamanannya itu diumumkan sepekan setelah Menteri Pencegahan Tindak Kejahatan dan Promosi Kebajikan, Mohammad Khalid Hanafi, mengunjungi provinsi tersebut.

Dalam kunjungannya itu, Hanafi memberitahu para pejabat dan ulama setempat bahwa para wanita belum menerapkan cara memakai hijab yang benar, dan meminta para personel keamanan untuk menghentikan para wanita yang mengunjungi taman nasional yang menjadi tujuan wisata populer itu.

“Pergi jalan-jalan bukanlah suatu keharusan bagi para wanita,” cetus Hanafi pada saat itu.

Juru bicara Kementerian Pencegahan Tindak Kejahatan dan Promosi Kebajikan, Molvi Mohammad Sadiq Akif, membagikan pernyataan Hanafi itu pada Sabtu (26/8) tengah malam, termasuk pernyataan yang menyerukan pengerahan aparat keamanan, ulama dan para tetua untuk melaksanakan perintah Hanafi.

Rekaman pidato Hanafi di Bamiyan, yang isinya selaras dengan pernyataan yang diberikan Akif, juga beredar di media sosial.

Akif tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar pada Minggu (27/8) waktu setempat.

Reaksi keras diberikan oleh kelompok pejuang hak asasi perempuan, salah satunya Human Rights Watch (HRW) yang menyebut Taliban sama sama menempatkan wanita Afghanistan di dalam ‘penjara’ dengan menerapkan banyak larangan.

“Tidak puas dengan merampas pendidikan, pekerjaan dan kebebasan bergerak untuk anak perempuan dan wanita, Taliban juga ingin mengambil dari mereka hak untuk berkunjung ke taman dan tempat olahraga, dan sekarang bahkan mengambil hak mereka dari alam, seperti yang kita lihat dari larangan terbaru terhadap wanita untuk mengunjungi Band-e-Amir,” cetus Direktur Hak Wanita pada HRW, Heather Barr, dalam pernyataannya.

“Selangkah demi selangkah, tembok-tembok semakin menutup ruang bagi wanita karena setiap rumah menjadi penjara,” sebutnya.

Taman Nasional Band-e-Amir merupakan daya tarik wisata utama di Provinsi Bamiyan. Taman itu menjadi taman nasional pertama di Afghanistan tahun 2009, dan menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Taman nasional itu juga menjadi sumber pendapatan utama bagi penduduk setempat dan bisnis tamasya, restoran, hotel dan kerajinan tangan.

Pada November tahun lalu, pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Taliban melarang wanita menggunakan tempat-tempat umum, termasuk taman, dengan alasan para wanita tidak mengenakan hijab dengan benar atau tidak mematuhi aturan pemisahan jenis kelamin yang berlaku.

Sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus 2021, usai pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO ditarik mundur, Taliban memberlakukan serentetan pembatasan menargetkan perempuan, termasuk melarang anak perempuan di atas kelas enam untuk bersekolah dan melarang perempuan bekerja.

Langkah-langkah keras itu memicu kemarahan publik internasional, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim.***DTK