Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Kuartal II-2025 Mulai Meningkat, tapi…

Ekonomi8 Dilihat

JAKARTA || Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru mulai meningkat. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II-2025 sebesar 85,22%, lebih tinggi dari 55,07% pada kuartal I-2025.

“Pertumbuhan permintaan kredit baru tersebut didorong oleh kredit modal kerja dan kredit investasi,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam hasil survei tersebut, dikutip Rabu (23/7/2025).

Meski lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2025, SBT kuartal II-2025 masih lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024 yang sebesar 89,11%. Standar penyaluran kredit pada kuartal II-2025 diindikasikan lebih berhati-hati, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang positif sebesar 0,08.

“Kebijakan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati antara lain terdapat pada aspek plafon kredit, premi kredit berisiko, agunan dan persyaratan administrasi,” jelasnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit baru terindikasi bersumber dari Kredit Modal Kerja (SBT 88,34%) dan Kredit Investasi (SBT 77,54%). Sementara itu, Kredit Konsumsi (SBT 57,76%) terindikasi sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal I-2025 dengan SBT 59,25%.

Kredit Konsumsi yang termoderasi disebabkan dari perlambatan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) dengan SBT 53,26% dan Kredit Multiguna (SBT 26,40%). Sementara itu, permintaan Kartu Kredit (SBT 69,80%), Kredit Tanpa Agunan (SBT 46,13%) dan Kredit Kendaraan Bermotor (SBT 10,96%) mengalami peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Ke depan, penyaluran kredit baru diperkirakan tetap tumbuh dengan nilai SBT sebesar 81,71% pada kuartal III-2025. Standar penyaluran kredit diperkirakan relatif sama dibandingkan kuartal sebelumnya dengan ILS sebesar 0,02.

“Hasil survei menunjukkan bahwa responden memperkirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 tetap tumbuh. Kondisi tersebut antara lain ditopang oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang tetap baik, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit,” tulis BI.***DTK