Siap-siap! Buntut Dolar Ngamuk, Harga Tahu-Tempe Bakal Naik

Ragam1056 Dilihat

JAKARTA || Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah saat ini telah mendekati Rp 16.000. Sejumlah barang diperkirakan akan mengalami kenaikan, khususnya barang-barang impor.

Salah satunya, komoditas kedelai yang dominan pemenuhannya untuk dalam negeri dari impor. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengatakan saat ini saja harga kedelai di tingkat pengrajin sudah mengalami kenaikan.

Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin, mengaku khawatir kenaikan nilai tukar saat ini akan membuat harga kedelai semakin mahal. Kenaikan harga kedelai tentu akan berpengaruh kepada harga jual tempe dan tahu.

“Waktu bulan Juli kemarin kan harga kedelai itu masih Rp 10 ribu (kg) di pengrajin. Sekarang ini naik, naik, naik sudah mendekati dan sudah Rp 13 ribu (kg). Kalau ini mencapai Rp 16.000 dolar, saya nggak tahu ini harga jadi berapa,” katanya kepada detikcom, Jumat (20/10/2023).

Saat ini harga jual tempe dan tahu bervariasi. Misalnya untuk tempe jika potongan kecil harganya di antara Rp 2.500 sampai Rp 3.000 dan potongan lebih besar di antara Rp 4.000 sampai Rp 5.000.

Aip mengatakan jika harga itu mengalami kenaikan, biasanya pengrajin akan diprotes oleh pedagang tempe dan tahu. Selain menaikkan harga, cara agar tetap menjaga pendapatan, ukuran tempe dan tahu diperkecil.

“Kalau kami mau menaikkan harga di pasar itu kan kita ini pengrajin tukang bikin tempe tahu. Begitu titip di pedagang di pasar kita yang dimarahin, ‘kenapa naik melulu begini-begini, ko kenapa ini jadi lebih tipis, lebih kecil’. Kira kira begitu karena kita ini hubungan udah puluhan tahun jadi kaya keluarga gitu,” ucapnya.

Untuk itu, pengrajin tempe dan tahu meminta perhatian pemerintah agar dibantu memberi tahu kepada masyarakat bahwa harga kedelai sudah mahal. Makanya harga jual tempe dan tahu di pasar dipastikan naik.

“Terpaksa itu menaikkan harga tempe dan tahu. Kami minta bantuan pemerintah mengumumkan, tolong masyarakat ini mengerti kalau tempe dan tahu ini naik,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dolar AS terus perkasa terhadap Rupiah, kini nyaris menyentuh Rp 16.000. Kinerja Rupiah yang melemah itu ditengarai sebagai dampak perang antara Israel dengan pejuang Hamas Palestina.

Dikutip dari data RTI, (19/10/2023) disebutkan Dolar AS tercatat di level Rp 15.829 atau menguat 101 poin atau 0,64%.

Rupiah dibuka pada posisi Rp 15.728 dengan level tertinggi Rp 15.829 dan level terendah Rp 15.872. Secara mingguan dolar AS tercatat mengalami penguatan 0,53%. Kemudian secara tahunan menguat 1,66%.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *