NEW YORK || Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk keras peluncuran satelit mata-mata militer oleh Korea Utara (Korut) pekan ini. Guterres menyesalkan penggunaan teknologi rudal balistik oleh Pyongyang, yang disebutnya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Sekretaris Jenderal mengutuk keras peluncuran satelit militer lainnya, yang menggunakan teknologi rudal balistik oleh Republik Demokratik Rakyat Korea,” demikian pernyataan yang dirilis oleh juru bicara Sekjen PBB Farhan Haq, seperti dilansir AFP, Rabu (22/11/2023).
Laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut satelit Malligyong-1 telah berhasil diluncurkan dengan roket Chollima-1 dari fasilitas peluncuran satelit Sohae pada Selasa (21/11) malam, sekitar pukul 22.42 waktu setempat.
KCNA mengklaim bahwa roket buatannya telah ‘secara akurat menempatkan satelit pengintai Malligyong-1 pada orbitnya’. Otoritas Teknologi Dirgantara Nasional Korut, seperti dikutip KCNA, menyebut satelit itu sukses memasuki orbit pada pukul 22.54 waktu setempat.
Laporan KCNA menyebut bahwa Kim Jong Un secara pribadi mengamati dan mengawasi peluncuran satelit tersebut.
“Setiap peluncuran yang dilakukan oleh DPRK dengan menggunakan teknologi rudal balistik, bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan,” tegas pernyataan Sekjen PBB tersebut.
KCNA dalam laporannya juga menyatakan bahwa badan antariksa Korut akan mengirimkan beberapa satelit mata-mata lainnya dalam waktu dekat, untuk terus mengamankan kemampuan pengintaian atas Korea Selatan (Korsel) dan wilayah-wilayah lainnya yang menjadi kepentingan Angakatan Bersenjata Korut.
“Peluncuran satelit pengintai adalah hak yang sah (bagi Korut) untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri,” tegas KCNA dalam laporannya.
KCNA juga menegaskan bahwa peluncuran ini akan meningkatkan kesiapan militer Pyongyang dalam menghadapi ‘gerakan-gerakan militer berbahaya’ dari musuh-musuh Korut.***DTK