Proyek Pembangunan JDU di Simalingkar B, Daniel Pinem: Pemborong Harus Perhatikan Keselamatan Warga

Politik1498 Dilihat

MEDAN || Terjadinya peristiwa kecelakaan yang lumayan banyak akibat pembangunan jaringan distribusi utama (JDU) di Simalingkar B dan Kwala Bekala harus menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). Jangan biarkan rakyat menderita akibat kurangnya pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor yang mengerjakan pembangunan JDU itu.

“Kalau dalam 1 jam saja, bisa lebih dari 20 kendaraan mengalami kecelakaan, artinya pihak pemborong tidak peduli akan keselamatan pengguna jalan yang melintas. Jangan hanya melihat untungnya saja dalam mengerjakan proyek,” ujar Anggota DPRD Medan Drs Daniel Pinem kepada SIB, Rabu (18/10).

Proyek yang menelan biaya Rp. 10 miliar lebih itu, seharusnya memperhatikan efek dari pembangunan. Termasuk efek saat mengerjakan proyek, jangan samapi merugikan warga. “Apalagi warga mengaku tidak keberatan dengan adanya pembangunan pipa air di jalan depan rumah mereka. Hargai itu dengan tidak menimbulkan permasalahan bagi warga yang bermukim di sana,” ujar Politisi PDI Perjuangan dari Dapil 5 itu.

Pihaknya akan terus memantau pekerjaan proyek itu agar berjalan sebagaimana mestinya. Termasuk jalan masuk ke rumah warga yang sampai saat ini belum bisa dilalui dengan nyaman, debu yang beterbangan di jalanan dan keluhan warga lainnya. “Dalam waktu dekat kami akan turun ke lokasi untuk melihat bagaimana pengerjaan proyek itu,” tegasnya.

Namun diharapkannya, Pemprovsu melalui Dinas PUPR yang memantau dan mengawasi proyek ini diharapkan perhatiannya. “Jangan hanya melihat namun tidak mengawasi. Apalagi membiarkan banyaknya penyimpangan yang terjadi,” pungkasnya.

Seperti diberitakan SIB, kemarin, dalam 1 jam, tidak kurang dari 20 kendaraan yang melintas di kawasan Kwala Bekala sampai Simalingkar B mengalami kecelakaan saat melintas di jalan sepanjang pengorekan pipa pembangunan JDU, Senin malam (16/10).

Disebutkan tokoh pemuda setempat, pekerjaan pemborong sangat tidak profesional dan terkesan asal-asalan. “Bukan hanya galian saja yang ditutup namun tidak bisa dilalui karena lembek, banyak tanah yang berserakan di badan jalan, tidak dibersihkan,” ujarnya.***WASGO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *