Potret dari Udara Kota Bekasi yang ‘Lumpuh’ karena Banjir Parah

Ragam28 Dilihat

BEKASI || Banjir besar terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat. Air tampak merendam permukiman warga serta jalanan. Berdasarkan foto pantauan udara yang diperoleh dari BNPB, Selasa (4/3/2025), tampak sungai meluap dan merendam rumah-rumah serta jalan di sekitarnya.

Daratan di sekitar sungai dipenuhi air berwarna cokelat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat banjir lain terjadi di Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.

BPBD Kota Bekasi juga mulai mendistribusikan bantuan. Petugas BPBD juga mengevakuasi warga.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan ada delapan kecamatan di Kota Bekasi yang terdampak banjir. Ia menyebut permukiman, kantor pemerintahan, dan jalan utama tergenang banjir, sehingga hari ini Kota Bekasi disebut ‘lumpuh’.

“Dari 12 kecamatan, yang terdampak di Kota Bekasi itu delapan kecamatan. Dan hari ini Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, keluar, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa,” kata Tri Adhianto.

Pantauan udara kondisi banjir di Kota Bekasi Selasa (4/3). (dok. Pusdatin BNPB)
Tri Adhianto menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Menko PMK Pratikno yang digelar secara daring. Tri Adhianto mengatakan, sejak semalam, banjir melanda Kota Bekasi akibat hujan deras.

Daerah terdampak parah terdapat di sepanjang sungai yang melintasi Bekasi, terutama pertemuan antara Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Dia menyebut ketinggian air banjir kali ini lebih tinggi dibandingkan banjir pada 2016 dan 2020.

Dia mengatakan ketinggian air ada yang mencapai 8 meter. Adapun penyebab banjir ada yang disebabkan melimpasnya air dari tanggul yang telah dibangun BWSCC.

“Memang ketinggian air itu lebih dari 8 meter, sehingga kondisi yang ada adalah kemudian melimpas dari tanggul-tanggul yang memang sudah dibangun oleh BWSCC sampai tahun lalu. Nah, tetapi juga, di sepanjang kali itu memang masih banyak juga patahan-patahan dan juga tanggul yang belum terbangun. Sehingga memang dampaknya menjadi sangat luar biasa,” kata Tri Adhianto.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *