Perda Tanpa Perwal tak Maksimal, Hendra DS: Jika Ada Keluhan Masyarakat Bisa Direvisi

Politik3409 Dilihat

MEDAN || Menyikapi produk Hukum Peraturan Daerah (Perda) diterbitkan di Kota Medan tak dibarengi penerbitan Peraturan Walikota (Perwal). Alhasil, implementasi dari Perda-Perda di Kota Medan tak maksimal.

Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Hanura, PSI dan PPP (HPP) DPRD Kota Medan Hendra DS, ketika dihubungi melalui telp selularnya, Jumat (19/04/2024).

Ketika disinggung soal Perda No 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terkait Tarif Retribusi Pelayanan Kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup yang baru disahkan pada bulan Januari dan baru berjalan di bulan Februari 2024. Ternyata, Perda tersebut banyak mengundang reaksi dari masyarakat. Sebab, kenaikan tarif retribusi sampah 500 persen dinilai sangat memberatkan.

“Jika di lapangan terjadi keluhan dari masyarakat maka Perda itu bisa direvisi kembali,” tegasnya.

Menurutnya, Perda dibuat bukan untuk memberatkan masyarakat, namun tujuan utamanya adalah memberdayakan masyarakat dan mewujudkan kemandirian daerah. Dan, lanjutnya, pembentukan peraturan daerah harus didasari oleh asas pembentukan perundang-undangan pada umumnya antara lain; Memihak kepada kepentingan rakyat, menunjung tinggi hak asasi manusia, berwawasan lingkungan dan budaya.

Hendra menjelaskan, aturan yang tercantum dalam Perda masih bersifat global. Perwal berfungsi menjelaskan hal-hal teknis yang ada dalam Perda. Alhasil, tanpa Perwal, perda dinilai sekadar produk hukum.

“Perda memang sudah ada, tetapi banyak yang Perwalnya tidak segera disusun. Padahal, Perwal itu menjelaskan pasal-pasal yang ada dalam perda. Ya implementasinya yang susah kalau tanpa Perwal,” ungkapnya.

Idealnya, lanjut dia, setelah Perda ditetapkan perwal sudah tersusun. Kenyataannya, sejumlah Perda berjalan selama bertahun-tahun tanpa Perwali. Contohnya. Perda yang hingga kini belum ada Perwal yakni Perda No 1Tahun 2024. Dan, sudah dijalankan

“Perwal itu sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Perda. Memang banyak Perda berjalan tanpa Perwal, ini menunjukkan tidak siapnya Pemko mejalankan Perda. Jadi, Perda tersebut belum bisa diterapkan ke masyarakat tanpa adanya Perwal.” urainya.

Hendra DS menegaskan Bagian Hukum menjadi kunci penyusunan Perwal. Dia menilai banyaknya Perda yang berjalan tanpa Perwal lantaran lemahnya administrasi serta kajian dari Bagian Hukum.

Sebelumnya, Kadis Lingkungan Hidup Kota Medan, H Muhammad Husni ketika dikonfirmasi terkait Perda dimaksud di atas mengatakan, pihaknya tetap akan melakukan pengutipan retribusi sampah dari masyarakat meski belum ada perwalnya.

“Kita akan tetap melaksanakan pengutipan retribusi sampah kepada masyarakat meski belum ada perwalnya. Soalnya, jika tidak melaksanakan maka kami akan dikenakan sanksi hukumnya,” ujar Husni.***WASGO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *