Penampakan Klinik Anak Tutup Imbas Krisis Populasi Korsel Mengkhawatirkan

Ragam1155 Dilihat

KORSEL, informasiterpercaya.com || Ketua Asosiasi Dokter Anak Korea Selatan, Dr Lim Hyun-taek baru-baru ini angkat bicara soal sulitnya membuka klinik anak di tengah krisis populasi. Nyaris mustahil memenuhi 80 pasien per hari agar klinik tetap bisa beroperasi.

Jumlah kelahiran di Korea Selatan mencetak rekor terendah di 2022, yakni 0,78 dari semula di angka 0,81. Jauh dari angka ideal pertumbuhan populasi penduduk di negara maju 2,1.

Menyusul sejumlah sekolah siswa dasar yang tutup, banyak klinik anak juga berakhir ‘gulung tikar’. Menurut data Health Insurance Review and Assessment Service, jumlah klinik anak di Seoul tahun lalu saja berkurang lebih dari 50 tempat.

Pada 2017, ada sebanyak 521 klinik anak. Berkurang hingga tersisa 456 klinik di 2022.

“Klinik anak sulit dioperasikan lagi,” jelas Lim Hyun-taek, dikutip dari The Straits Times.

Sementara klinik menghadapi tingkat kelahiran yang sangat rendah, pemerintah juga telah ‘membekukan’ biaya janji temu dokter selama lebih dari 30 tahun.

“Dibandingkan dengan departemen kedokteran lain, pediatri hanya menerima biaya janji dokter karena tidak ada biaya tambahan di luar yang ditanggung oleh asuransi kesehatan,” katanya.

Di Korea Selatan, biaya untuk bertemu dokter anak padahal hanya 5 persen dari yang diterapkan di Amerika Serikat. Bahkan jauh lebih murah dari Kamboja dan China.

Tren penurunan klinik juga terlihat di sejumlah departemen lain meskipun tidak signifikan, yakni klinik radiologi yang menurun sebesar 2,4 persen dari tahun 2017 ke 2022. Sementara itu, jumlah klinik psikiatri, anestesiologi, dan bedah kardiotoraks meningkat.

Jumlah klinik psikiatri meningkat sebesar 76,8 persen dari 302 menjadi 534 selama periode yang sama. Disusul dengan peningkatan klinik anestesiologi sebesar 41,2 persen dan klinik bedah kardiotoraks sebesar 37,5 persen.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *