Pemkab Asahan Peringati HPS Ke-44

Asahan268 Dilihat

KISARAN || Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-44 Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM), di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Asahan, Kamis (17/10/2024).

Hadir dalam kegiatan tersebut yakni, Forkopimda Asahan, Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Asahan, Kepala OPD, Kepala BPS, Pimpinan Cabang Perum Bulog, Pimpinan Perusahaan/Pengusaha dan para undangan lainnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan H Ali Muqhofar dalam laporannya menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok baik di tingkat produsen maupun konsumen dan meningkatkan keterjangkauan dan daya beli pangan pokok bagi masyarakat.

Komoditas pangan untuk pelaksanaan SPHP GPM ini meliputi beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam ras dan bahan pangan lainnya, Kata Ali Muqhofar

“Setelah kegiatan ini kami juga akan melaksanakan GPM Kecamatan se-Kabupaten Asahan yang akan dimulai pada tanggal 21 Oktober 2024 sampai dengan 2 Desember 2024”, Ujarnya.

Oktoni Eriyanto, selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan mewakili Pjs Bupati Asahan dalam pidatonya menyampaikan, pelaksanaan GPM dalam rangka HPS di Kabupaten Asahan ini merupakan momen untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian dan menggalang kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam mempermudah masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga terjangkau dengan tujuan stabilisasi pasokan dan harga serta pengendalian inflasi.

Untuk mengendalikan inflasi pangan, Badan Pangan Nasional melakukan kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (SPHP GPM), Ujarnya.

Lebih lanjut Oktoni Eriyanto menyampaikan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan beruntun sejak Mei 2024.

Data terbaru menyebut deflasi bulanan sebesar 0,12% terjadi pada September 2024. Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, bensin serta telur dan daging ayam ras, Terang Oktoni Eriyanto.

Dijelaskannya, Deflasi yang terjadi selama lima bulan terakhir ini terjadi karena penurunan jumlah uang yang beredar, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.

Untuk mengatasi deflasi, masyarakat harus fokus pada belanja kebutuhan pokok, mencari pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan dan memprioritaskan tanggungan wajib, Pungkas Oktoni Eriyanto.***Irwansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *