Pemerintah Mau Bangun PLTA Baru di Papua, Jepang Mulai Kepincut

Ragam672 Dilihat
JAKARTA || Pemerintah Indonesia disebut hendak membangun satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) baru di Papua. PLTA disebut potensial untuk mengembangkan energi hidrogen dan amonia.
Informasi mengenai hal itu diungkap oleh Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu, dalam agenda peresmian SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power.

“Nah, kita kan Pak Dirut (PLN), kita kan ada di Papua, ini kita buka ya Bu, ini nanti ya, ada potensi PLTA yang cukup besar di sana dan demandnya belum ada dan Pak Menteri sudah memikirkan ke situ, segera dimanfaatkan dan salah satunya adalah untuk hidrogen dan amonia, dibuat studinya gitu ya,” ungkap Jisman di SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Jisman kemudian mengatakan bahwa Jepang pun sudah tertarik mengimpor sebagian besar hasil hidrogen dan amonia yang dihasilkan PLTA tersebut. Namun, ia mengatakan ‘Negeri Matahari Terbit’ mempertimbangkan harga jual listrik PLTA yang direncanakan berkisar di angka 4 sen per-kWh.

“Tadi sudah ngomong-ngomong sama pawang hidrogen tadi, bahwa pihak Jepang sudah menginginkan asal harga listriknya mungkin di sekitar ya kalau saya sebut sekitar 5 sen masih diabsorb untuk harga hidrogennya. Nah, ini Pak, jadi segera dimanfaatkan, PLTA kita dimanfaatkan, pembangkit kita sudah lebih green nanti, ya ini luar biasa. Ah, harganya (listrik) 4 sen,” ucap Jisman.

Dikonfirmasi kembali selepas acara, Jisman kemudian menuturkan bahwa PLTA itu disinyalir bisa menghasilkan sebanyak 8-10 Gigawatt listrik. Potensi PLTA sangat besar di Papua.

“Jadi ada potensi yang besar. Angkanya (kapasitas PLTA) 8-10 Gigawatt, (tapi) demandnya kecil di sana,” jelasnya. Namun, ia enggan menjelaskan lebih lanjut siapa pihak yang akan membangun PLTA tersebut.

Sementara diwawancarai terpisah, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, mengatakan bahwa potensi kapasitas listrik di PLTA lebih besar. Jumlahnya berkisar di angka 15 sampai 20 Gigawatt.

“Itu skala besar, itu hydro power kapasitasnya bisa 15 sampai 20 Gigawatt itu sangat besar sekali,” bebernya.

Melihat jumlah energi yang besar, Edwin mengatakan pihaknya memerlukan investasi. Oleh sebab itu, ia menjelaskan proyek PLTA itu bakal ditawarkan ke berbagai pihak. PLN sendiri akan berperan sebagai offtaker alias pihak yang menyerap energi yang dihasilkan PLTA tersebut.

“(PLN) offtaker pabrik dari hidrogen tadi. Kita (juga) undang para investor karena kebutuhan hidrogen ini besar di dunia. Mungkin bisa ekspor ke Jepang, misalnya, begitu jika ada industri yang siap bangun tersebut kita bangun pabriknya di sana dengan PLTA di sana,” pungkasnya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *