Pemerintah Klaim Harga Beras Sudah Turun

Ekonomi30 Dilihat

JAKARTA || Badan Pangan Nasional (Bapanas) melihat saat ini harga beras mulai mengalami penurunan. Hal ini seiring dengan langkah pemerintah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Kepala Bapanas/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini pihaknya sudah mulai melihat bahwa harga beras telah berangsur turun. Namun memang harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Hasil terbarunya, nanti tolong bantu cross-check, saya sudah melihat ada penurunan harga beras,” kata Arief, ditemui usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Berdasarkan panel harga pangan Bapanas per hari Kamis ini, rata-rata harga beras premium ada pada angka Rp 16.051 per kg, turun Rp 28 atau 0,17%. Nilainya masih di atas HET beras premium Rp 14.900.

Sedangkan untuk beras medium rata-rata harganya ada pada Rp 14.282 per kg, turun Rp 75 atau 0,52%. Nilainya juga masih di atas HET medium sebesar Rp 12.500 per kg.

Sebagai respons atas kenaikan harga beras, pemerintah mulai melakukan intervensi melalui penyaluran SPHP dengan menggunakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Secara keseluruhan, saat ini ada sebanyak stok CBP ada sebanyak 4,2 juta.

Bila melihat kondisi stok tersebut, menurut Arief seharusnya harga beras di tingkat konsumen tak mengalami kenaikan. Justru ia menilai, seharusnya harga beras mengalami penurunan.

“Kalau produksi Januari sampai dengan proyeksi sebulan Agustus, beras itu versus last year itu selisihnya 3 juta ton, kemudian tahun ini kalau dibandingkan 2023 dan 2022 produksinya naik 1,2 juta ton, harusnya harga berasnya itu tidak naik signifikan,” ujar Arief.

Arief mengatakan, kenaikan harga beras ini didorong oleh harga gabah yang saat ini mulai tinggi. Para pengusaha penggilingan adu tinggi harga untuk membeli gabah dari petani.

Padahal, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) telah ditentukan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kg. Oleh karena itu, Arief mengimbau kepada para penggiling mempertimbangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras konsumen saat membeli gabah.

“Nah teman-teman penggiling padi juga harus melihat bahwa di ujung itu ada 280 juta konsumen yang harganya itu dibatasi HET Rp 14.900. Jadi tolong dalam membeli gabah juga melihat, mempertimbangkan, sampai di batas mana supaya HET itu tidak terlampaui,” imbaunya.

Sebagai informasi, pemerintah mulai mengguyur beras Program SPHP dan bantuan pangan beras. Kedua program itu dilakukan sebagai langkah mengintervensi kenaikan harga beras yang tengah terjadi.

Mulai Sabtu (12/7) masyarakat dapat membeli beras SPHP di pasar-pasar tradisional. Masyarakat dapat membeli beras SPHP dengan harga yang mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024.

Bantuan pangan beras juga mulai disalurkan pada Juli 2025 ini. Pemerintah resmi menyalurkan 360 ribu ton bantuan pangan beras pada Juli sebagai bagian dari program perlindungan sosial bagi keluarga rentan di seluruh Indonesia.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *