Minim ATM Bank Sumut dan Bank BRI di Medan Labuhan, Diminta Tingkatkan Pelayanan

Politik922 Dilihat

MEDAN || Warga Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan keluhkan minimnya pelayanan publik di daerah tersebut. Warga menuding pemerintah maupun pihak swasta BUMN dan BUMD sangat minim perhatian soal pelayanan publik apalagi masalah peningkatan pembangunan.

Hal itu diakui, Ketua Komisi IV DPRD Medan Haris Kelana Damanik ST MH (foto), kepada wartawan, Sabtu (13/1/2023). Haris membenarkan minimnya perhatian pemerintah soal peningkatan pelayanan publik di Medan Labuhan dan mengaku telah banyak menerima keluhan itu dari kostituennya.

Seperti kata Haris Damanik yang juga Walil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan itu, pelayanan publik seperti galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Sumut dan Bank BRI sangat sulit didapati di Pekan Labuhan. “Kita gak habis pikir, layanan seperti itu saja sulit di jangkau warga. Begitu juga dengan minimnya pelayanan publik lainya,” ujar Haris.

Terkait hal itu, Haris Kelana Damanik ST MH yang saat ini Caleg DPRD Medan dari Partai Gerindra No Urut 2 dapil II meliputi Kecamatan ( Medan Marelan, Medan Belawan dan Medan Labuhan) minta pihak Bank supaya memperbanyak unit layanan ATM. Sehingga masyarakat dapat mudah mendapat jangkauan guna memperlancar transaksi perekonomian.

Dikatakan Haris, pemerintah maupun sawasta serta seluruh instansi terkait tidak boleh mengesampingkan pertumbuhan perekonomian di Pekan Labuhan. ” Kita ketahui, Pekan Labuhan merupakan kota tempat sejumlah situs sejarah yang bisa menjadi pusat wisata,” terang Haris.

Adapun sejumlah objek wisata itu seperti Masjid Al Osmani terletak di jalan K.L. Yos Sudarso Kel. Pekan Labuhan. Masjid ini adalah Masjid tertua di Kota Medan, dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli Ketujuh yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan.

Kemudian pada 1870 hingga 1872 Masjid yang terbuat dari kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.

Kemudian, 2. Vihara Siu San Keng. Vihara yang selesai dibangun pada tahun 1890 tersebut berada di seberang jalan Masjid Al Osmani. Vihara ini kaya ornamen China terlihat pada atapnya terdapat simbol naga dan berdominan warna merah.

Sebagai salah satu cagar budaya Kota Medan, Vihara Siu San Keng merupakan vihara tertua di Kota Medan.

Berikutnya, Museum Situs Kota China. Museum Situs Kota China terletak di tepi Danau Siombak Jalan Kota Cina, Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan, tempat situs arkeolog atau dengan nama Museum Situs Kota China itu objek wisata yang menyimpan banyak sejarah.

Lokasinya yang berada didalam sebuah jalanan yang sedikit sempit membuat wisatawan cukup kesulitan menemukan Museum tersebut.

Melihat banyaknya objek wisata dan situs sejarah tertua kata Haris Kelana Damanik, pantas daerah Pekan Labuhan menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Dengan demikian segala fasilitas dan sarana prasarana peningkatan kesejahteraan warga patut dibenahi. Untuk itu Haris berharap agar Pemerintah dan semua pihak agar dapat memperhatikan hal tersebut guna kebaikan kepentingan umum.***WASGO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *