Membangun Komitmen untuk Masa Depan Danau Toba yang Lestari dan Sejahtera

Ekonomi26 Dilihat

DANANU TOBA, salah satu danau vulkanik terbesar di dunia, bukan hanya kebanggaan Sumatra Utara, tetapi juga warisan geologis dan budaya yang diakui dunia. Sejak ditetapkan sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark (UGGp) pada Juli 2020, kawasan ini menjadi fokus perhatian nasional dan internasional.

Komitmen untuk menjaga kelestariannya terus diperkuat, termasuk oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara dan UNESCO pada 22 Mei 2025 kemarin, yang kini bersinergi demi masa depan Danau Toba yang lestari dan mensejahterakan masyarakatnya.

Membangun Sinergi Lintas Lembaga

Kerja sama antara BI Sumut dan UNESCO bukanlah sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah konkret dalam menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan budaya. Dalam sebuah forum strategis yang digelar di Balige, Kabupaten Toba, kedua lembaga menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mendukung penguatan geopark Danau Toba melalui edukasi, pelatihan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yang berkelanjutan.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Rudy B Hutabarat, menegaskan pentingnya pendekatan inklusif. “Kami melihat Danau Toba bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi sebagai ekosistem ekonomi dan budaya yang saling terhubung. Maka, pelibatan masyarakat adalah kunci,” ujarnya.

Geopark sebagai Aset Berharga

UNESCO melalui perwakilan Indonesian National Commission for UNESCO (KNIU), menyampaikan bahwa status geopark bukan sekadar label, melainkan tanggung jawab global. Toba Caldera Geopark mencakup tujuh kabupaten, masing-masing dengan potensi geologi, hayati, dan budaya yang khas. Namun demikian, tantangan pelestarian lingkungan seperti penebangan hutan, pencemaran air, dan pembangunan yang tidak berkelanjutan, masih membayangi.

“Geopark harus dikelola dengan prinsip edukasi, konservasi, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan,” ujar Ketua Harian KNIU. Ditekankan pentingnya peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam mendukung ekowisata berbasis komunitas.

Ekonomi Lokal dalam Pusaran Perubahan

Bank Indonesia melihat pengembangan UMKM sebagai pintu masuk untuk memberdayakan masyarakat sekitar Danau Toba. Berbagai pelatihan, dukungan akses permodalan, serta kurasi produk lokal terus dilakukan. Produk kriya, kuliner khas Batak, serta pertanian organik menjadi fokus utama.

Salah satu program unggulan adalah digitalisasi UMKM melalui QRIS dan e-katalog lokal. “Dengan digitalisasi, pelaku usaha kecil di kawasan Danau Toba dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan global,” kata Wira Kusuma.

Di sisi lain, pelatihan tentang produk ramah lingkungan dan pemasaran berbasis narasi geopark terus digalakkan. Harapannya, masyarakat tidak hanya menjual barang, tetapi juga cerita tentang tanah leluhur yang kaya akan sejarah geologi dan budaya.

Edukasi Sebagai Pilar Penguatan

Pendidikan menjadi elemen krusial dalam membentuk generasi yang mencintai dan memahami warisan alamnya. UNESCO dan BI Sumut berkolaborasi dengan dinas pendidikan dan sekolah-sekolah lokal untuk mengintegrasikan muatan lokal geopark ke dalam kurikulum. Modul-modul tentang formasi geologi kaldera, flora-fauna endemik, serta tradisi Batak mulai dikenalkan kepada siswa dari tingkat dasar hingga menengah.

Kegiatan luar kelas seperti “Geotrail” dan “Field School” juga diperkenalkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada generasi muda agar lebih memahami pentingnya menjaga Danau Toba.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski kolaborasi ini membawa angin segar, tantangan ke depan tetap tidak mudah. Ancaman degradasi lingkungan akibat pariwisata massal, konflik lahan, serta rendahnya kesadaran konservasi masih menjadi PR bersama. Untuk itu, keterlibatan aktif seluruh pihak, termasuk masyarakat adat, pemerintah daerah, akademisi, dan sektor swasta, sangat dibutuhkan.

Menatap Masa Depan Danau Toba

Dengan dukungan UNESCO dan BI Sumut, serta semangat kolaboratif berbagai pihak, masa depan Danau Toba sebagai kawasan yang lestari dan mensejahterakan bukanlah sekadar utopia. Ini adalah cita-cita yang tengah dijalankan dengan strategi, aksi nyata, dan komitmen jangka panjang.***ADI WASGO