BEIRUT || Serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel semakin meningkat menjelang gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza. Hizbullah yang didukung Iran menembakkan sedikitnya 48 roket ke pangkalan militer Israel yang terletak di dekat perbatasan Lebanon, yang direspons serangan balasan oleh Tel Aviv.
Seperti dilansir Al Arabiya dan CNN, Jumat (24/11/2023), Hizbullah semakin meningkatkan serangan terhadap Israel dari wilayah Lebanon bagian selatan, setelah sedikitnya tujuh petempurnya, termasuk beberapa anggota unit elite, tewas dalam pengeboman sebelumnya oleh militer Israel.
Perbatasan Lebanon dan Israel diwarnai serangan lintas perbatasan yang semakin intens sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu. Bentrokan di perbatasan ini memicu kekhawatiran akan semakin meluasnya konflik di kawasan.
Hizbullah mengklaim kelompoknya telah melancarkan lebih dari 20 serangan terhadap posisi militer Israel dan mengklaim serangan itu memicu korban jiwa.
Dalam salah satu serangan, Hizbullah menyebut kelompoknya menembakkan 48 roket Katyusha ke sebuah pangkalan militer di Ein Zeitim, dekat kota Safed, Israel bagian utara, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Lebanon.
Laporan CNN menyebut serangan roket Hizbullah itu menargetkan markas besar unit infanteri Israel yang ada di pangkalan militer Ein Zeitim.
Serangan itu menandai serangan roket terbesar yang ditembakkan oleh kelompok yang didukung Iran sejak perang dimulai sebulan lalu.
Hizbullah, dalam pernyataan pada Kamis (23/11) waktu setempat, mengklaim kelompoknya juga meluncurkan rudal ke arah tank-tank Merkava Israel yang ada di dekat Al-Raheb, dekat kota Shtula dan menargetkan pasukan infanteri Israel di area tersebut.
Diklaim juga oleh Hizbullah bahwa kelompoknya melancarkan sembilan serangan lainnya terhadap pos-pos militer Israel dan lokasi berkumpulnya tentara Israel pada Kamis (23/11) pagi, termasuk di area Jal Alalam, Berket Risha, Al-Manara dan Ramim.
Hizbullah menyatakan pihaknya bertindak untuk mendukung Hamas sejak perang melawan Israel berkecamuk di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah serangan Hamas yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 240 orang lainnya disandera.
Nyaris 15.000 orang, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, tewas akibat rentetan serangan Israel selama lebih dari sebulan terakhir.
Militer Israel, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa sebagai respons atas rentetan serangan di wilayahnya, sejumlah helikopter dan jet tempurnya telah menyerang ‘infrastruktur teroris’ milik Hizbullah, serta beberapa lokasi peluncuran roket di Lebanon.
Angkatan Bersenjata Israel (IDF) juga mengklaim pasukannya berhasil ‘mencegat sejumlah peluncuran’.
“Tentara IDF menyerang infrastruktur militer Hizbullah dengan sistem senjata ‘Iron Sting’ di Lebanon,” demikian pernyataan militer Israel.
“Selain itu, sebuah helikopter IDF, UAV (kendaraan udara tak berawak), dan tank-tank menyerang sel teroris yang meluncurkan rudal antitank ke wilayah Biranit, dan pos peluncuran tempat rudal tersebut ditembakkan,” imbuh pernyataan itu.
Kantor berita resmi Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan secara terpisah bahwa militer Israel telah menggempur beberapa lokasi di wilayah Lebanon bagian selatan sebagai respons atas serangan Hizbullah.***DTK