Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Masih Loyo, OJK Minta Bank Lakukan Hal Ini

Ekonomi86 Dilihat

JAKARTA || Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah. Hal itu terungkap dalam kegiatan survei yang dilakukan OJK di beberapa daerah.

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 OJK, tingkat indeks literasi keuangan syariah masih berada di level 39,11%. Sementara indeks inklusi keuangan syariah masih sekitar 12,88% di tahun 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengaku pihaknya menemukan ketidakpahaman masyarakat terkait sistem keuangan syariah.

“Sangat-sangat jelas, ya, kita bisa melihat, kalau orang diwawancara tentang literasi keuangan syariah, pertama kalau ditanya tentang bank umum segala macam, lancar. Begitu tentang syariah, macet,” kata Frederica dalam acara pembukaan kampanye nasional Gerak Syariah di AEON BSD, Tangerang, Minggu (23/2/2025).

Dalam kunjungannya di Yogyakarta pada tahun lalu misalnya, Friderica mengatakan banyak masyarakat yang belum mengerti dengan sistem keuangan syariah. Bahkan, kata Frederica, masih banyak masyarakat di DKI Jakarta yang bingung ketika disinggung tentang keuangan syariah.

“Yang beberapa hari kemarin ya, kami melakukan survei nggak jauh, ada di DKI, di daerah, di DKI Jakarta Timur. Dan itu sama ketika bicara tentang syariah, geleng semua, nggak ngerti,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi industri perbankan syariah. Pasalnya, kata Frederica, banyak masyarakat yang hendak menjadi nasabah layanan syariah tetapi mengalami kesulitan.

“Jadi ini PR juga Bapak/Ibu pelaku syariah untuk jemput bola kepada masyarakat yang sebenarnya sudah sangat ingin untuk menjadi konsumen di sektor jasa keuangan syariah. Jadi hopefully ini menjadi PR kita semua,” tutupnya.***DTK