KKSU 2024 Perkenalkan Tempe sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada Masyarakat Luas

Medan67 Dilihat

MEDAN || ALHAMDULILLAH, melalui pagelaran Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) Tahun 2024, produksi dan manfaat tempe dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas dari berbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Apalagi tempe telah diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia,” kata Ari Handoko MA salah satu pengurus Forum Tempe Indonesia (FTI) Pusat ketika ditemui distand Hebitren Infratani UMKM Hijau pada acara KKSU 2024 di Istana Maimon Jalan Brigjen Katamso Medan, Rabu (03/07/2024).

Disebutkannya, pihaknya hadir pada pagelaran KKSU kali ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap produk tempe yang merupakan warisan Indonesia. Ditambah lagi, tempe menjadi salah satu bahan materi pendidikan di semua jenjang di Indonesia sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu ke depannya.

“Tempe telah Go Internasional sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Amerika Serikat, New York, Chicago, Inggeris dan tahun depan akan merambah ke Arab Saudi,” ungkap pengurus FTI Pusat ini.

Masih katanya, tahun ini pihaknya akan mengajukan pendaftaran kembali ke UNESCO untuk masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda untuk Kemanusiaan oleh UNESCO. “Pendaftaran ini diajukan melalui Kemendikbudristek pada akhir Maret 2024 lalu dan saat ini tengah menunggu pembahasan dari Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO,” ujarnya.

“Saya optimisme bahwa budaya tempe akan menambah daftar warisan budaya takbenda Indonesia yang diakui UNESCO. Kita berdoa semoga dengan masuknya Budaya Tempe dalam daftar UNESCO ini dapat terus memberikan manfaat bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tapi dunia,” bebernya.

Diungkapkan, FTI sebagai salah satu inisiator pengajuan, mengharapkan dukungan masyarakat agar tempe tetap lestari dan semakin mendunia. Ari Handoko juga berharap pengakuan global akan tempe sebagai superfood dan Plant Base Food yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

“Tempe saat ini, menurut data yang kami miliki sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Dengan berbagai cara, baik melalui diaspora masyarakat kita juga dengan hasil berbagai penelitian di dunia yang mengungkap berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai menjadi tempe,” ujarnya.

Menurutnya, tempe diketahui telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa sejak abad ke-16, sebagaimana tercatat dalam Serat Centhini. Sejak tahun 2014, inisiatif untuk memperkenalkan tempe kepada dunia semakin digiatkan. “Pada tahun 2017, Tempe Jawa Tengah resmi didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek,” paparnya.

Lebih jauh dijelaskan Ari Handoko, guna memperingati pentingnya tempe, tanggal 6 Juni setiap tahunnya disepakati sebagai Hari Tempe Nasional oleh pencinta dan pengrajin tempe, meskipun belum ditetapkan secara formal oleh pemerintah.

“Hanya karena ketidaktahuan kita terhadap kandungan gizi tempe, maka seringkali masih dipandang sebelah mata. Padahal dengan harga yang sangat terjangkau, protein yang ada di tempe itu tidak kalah dengan sumber protein lainnya,” ujarnya. Seraya berharap semoga pemerintah menetapkan Hari Tempe Nasional diperingati setiap tahunnya yakni 6 Juni.***WASGO