Kim Jong Un Pamer Kapal Selam Nuklir, Sungguhan atau Berlebihan?

Ragam480 Dilihat

KORUT || Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, ikut ambil bagian dalam upacara untuk memamerkan alutsista terbaru. Tak tanggung-tanggung, Pyongyang menyebut alutsista tersebut adalah kapal selam pertama Korut yang mampu meluncurkan senjata nuklir.

Media pemerintah mengatakan kapal selam itu memperkuat kekuatan nuklir Korut secara pesat.

Kapal selam tersebut dinamai Pahlawan Kim Kun Ok yang diambil dari nama seorang perwira Angkatan Laut Korea Utara dan tokoh sejarah.

Kapal selam nuklir telah lama masuk dalam daftar alutsista yang ingin dibuat oleh Korea Utara.

Dalam foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korut, Kim terlihat berdiri di galangan kapal, dikelilingi oleh perwira angkatan laut, dan dilatari oleh kapal selam hitam raksasa.

Ia mengatakan bahwa kapal selam itu akan menjadi salah satu sarana utama angkatan laut dalam melakukan “serangan bawah air”.

“Kapal selam bersenjata nuklir, yang telah menjadi simbol agresi terhadap negara kita selama beberapa dekade terakhir, kini melambangkan kekuatan ancaman kita yang menimbulkan ketakutan pada musuh-musuh kita yang tidak bermoral,” katanya.

Namun ada beberapa pihak meragukan seberapa besar kapal selam itu efektif.

Para analis yakin itu adalah kapal selam kelas Romeo era Soviet – sama dengan yang diperiksa Kim pada tahun 2019 – tetapi telah dimodifikasi untuk membawa senjata nuklir.

“Sebagai sebuah platform, [kapal selam] itu akan memiliki beberapa keterbatasan dan kerentanan mendasar,” kata Joseph Dempsey, peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis.

Di antaranya adalah kapal selam itu berisik, lambat dan memiliki jangkauan terbatas, menurut Vann Van Diepen, mantan ahli senjata pemerintah AS, yang berbicara kepada kantor berita Reuters.

Dempsey mengatakan tampaknya buritan dan baling-baling kapal selam tersebut dikaburkan untuk menyembunyikan kenyataan bahwa kapal tersebut adalah kapal tua.

Kami tidak tahu apakah kapal selam ini telah beroperasi. Korea Utara belum menunjukkan apakah kapal selam itu bisa menembakkan rudal berhulu ledak nuklir.

Diperkirakan kapal tersebut dirancang untuk membawa rudal jelajah jarak pendek yang diluncurkan dari kapal selam (SLCM), yang mampu menyerang sasaran di kawasan sekitar Korut.

Korea Selatan mengecam keberadaan kapal selam itu dan mempertanyakan kemampuannya, dengan mengatakan bahwa Korea Utara mungkin melebih-lebihkannya.

Jepang juga menyatakan kegelisahannya. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan aktivitas militer Korea Utara “menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap keamanan negara kita dibandingkan sebelumnya”, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik dan jelajah secara rutin pada tahun ini, menyusul peningkatan uji coba secara signifikan pada 2022.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, ikut ambil bagian dalam upacara untuk memamerkan alutsista terbaru. (Reuters)

Peluncuran kapal selam ini terjadi beberapa hari menjelang peringatan 75 tahun berdirinya Korea Utara. Media pemerintah mengatakan delegasi Tiongkok akan dikirim untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut.

Hal ini juga mengemuka setelah tersiar kabar bahwa Kim berencana melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.

Ada kekhawatiran bahwa Korea Utara mungkin akan meminta teknologi senjata canggih dari Moskow.***DTK