JAKARTA || Penyaluran beras murah melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dan bantuan pangan beras akan dilaksanakan satu sampai dua bulan lagi. Hal ini dikatakan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
“Kalau menurut prediksi kita ya, projection itu dalam 1 sampai 2 bulan ini memang Bulog akan merilis berasnya, kenapa? Karena memang diperlukan untuk stabilisasi di tingkat konsumen,” kata Arief ditemui di Kementerian Koodinator Bidang Pangan, Jumat (16/5/2025).
Salah satu alasannya, Arief mengatakan dua sampai tiga bulan lagi diprediksi harga gabah dan beras akan mengalami kenaikan. Kondisi itu terjadi karena panen raya akan segera selesai. Untuk itu diperlukan intervensi di konsumen.
“Besok ini loh, 2-3 bulan ke depan, ya pasti akan harga gabahnya naik karena produksinya akan mulai turun. Namun, harga gabah minimal tetap dijaga di Rp 6.500/kg,” terangnya.
Namun, Arief mengakui saat ini program beras SPHP itu belum dilaksanakan lagi oleh pemerintah karena masih dalam kondisi panen raya.
“SPHP itu kan memang harus kita irit juga, kita hemat juga kan, itu kan ada anggaran pemerintah untuk melakukan stabilisasi. Kalau kita lagi panen raya, panen rayanya belum habis, SPHP-nya tidak perlu, kecuali daerah-daerah tertentu harga berasnya sudah naik,” terangnya.
Sementara program bantuan pangan beras memerlukan rapat koordinasi terbatas (rakortas) hingga rapat terbatas dengan Presiden. Untuk itu saat ini belum dilaksanakan lagi program tersebut.
“Jadi sekarang, tadi Pak Menko kan sudah sampaikan posisi stok Bulog itu di 3,7 juta ton, transfer stok dari 2024 ke 2025 itu ada 2 juta ton. Kemudian Januari, Februari dikeluarkan untuk SPHP sekitar 181 ribu ton. Kemudian ada intervensi pemerintah untuk bantuan bencana juga, tapi tidak terlalu signifikan. Sekarang sisanya (cadangan beras) 3,7 juta ton,” pungkasnya.***DTK