MEDAN || Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Abdul Haris Lubis, menyatakan pentingnya peran Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah-sekolah dalam membantu pemerintah mengantisipasi keberadaan genk motor yang marak terjadi belakangan ini.
“Fenomena genk motor yang sebagian anggotanya ditengarai merupakan pelajar, sangat memprihatinkan,” katanya menjawab wartawan di Gubernuran Sumut di Medan, Sabtu (20/7/24).
Kadis mengaku terus memantau perkembangan fenomena khususnya yang terkait dugaan keterlibatan pelajar, namun diakuinya juga mendeteksinya tidak begitu mudah, karena aktivitas mereka dilakukan jelas di luar jam belajar, terutama pada malam hari.
“Kita sangat prihatin dengan maraknya genk motor yang anggotanya diduga ada terdiri dari pelajar. Aktivitas mereka yang meresahkan masyarakat, terutama di malam hari, menjadi perhatian serius kita semua,” katanya.
“Meskipun keberadaan anggota genk motor ini tidak terdeteksi di lingkungan persekolahan, kita yakin bahwa upaya preventif melalui TPPK dapat membantu mencegah keterlibatan pelajar dalam aktivitas tersebut,” ujar Abdul Haris Lubis.
Lebih lanjut, Kadis Pendidikan menegaskan bahwa TPPK di sekolah memiliki peran strategis dalam mendeteksi potensi masalah di kalangan siswa sebelum mereka terlibat lebih jauh dalam aktivitas genk motor.
Sosialisasi, edukasi, serta pendekatan persuasif kepada siswa dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam mencegah keterlibatan mereka dalam tindakan yang merugikan diri sendiri dan masyarakat.
“Kita berharap TPPK dapat menjalankan fungsinya dengan optimal. Melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat, siswa dapat diberikan pemahaman mengenai bahaya terlibat dalam genk motor serta konsekuensi hukum yang bisa mereka hadapi. Pendekatan persuasif ini diharapkan bisa mengarahkan siswa ke kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat,” tambahnya.
Abdul Haris Lubis juga mengimbau kepada para orang tua murid untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka di luar jam sekolah. Pengawasan yang lebih ketat serta komunikasi yang baik antara orang tua dan anak diharapkan dapat mencegah keterlibatan pelajar dalam aktivitas genk motor.
“Kami mengimbau kepada para orang tua murid untuk lebih waspada dan memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama di malam hari. Komunikasi yang baik dan pengawasan yang lebih ketat sangat diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
“Kita juga berharap aparat penegak hukum dapat bekerja sama dengan semua pihak mengatasi masalah ini. Penegakan hukum yang tegas terhadap anggota genk motor dapat memberikan efek jera dan mengurangi aktivitas mereka,” tutup Abdul Haris Lubis.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi masyarakat serta mencegah keterlibatan pelajar dalam aktivitas genk motor yang merugikan.
Kadis menjelaskan TPPK sudah aktif di persekolahan dan ada Guru BK atau guru bimbingan konseling.
“Di kalangan siswa itu ada di antara mereka dilatih oleh fasilitator menjadi agen perubahan di setiap sekolah dengan tugas sebagai role model dalam pencegahan kekerasan di satuan pendidikan, menjadi garda terdepan dalam mencegah adanya kasus bullying dan kekerasan serta mengajak dan menyosialisasikan kepada siswa lain pencegahan bullying dan kekerasan,” jelasnya.***REL/WASGO