Jawaban Gerindra saat GNPF-PA 212 Tak Lagi Beri Dukungan ke Prabowo

Politik853 Dilihat

JAKARTA || Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF Ulama), PA 212 hingga Front Persaudaraan Islam (FPI) tak lagi memberikan dukungan untuk Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Gerindra menghormati keputusan politik PA 212 dkk itu.

Tertutupnya dukungan untuk Prabowo ini diungkap oleh Ketua Majelis Syuro Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 Yusuf Martak. Yusuf Martak awalnya bicara terkait pengalaman mendukung Prabowo Subianto di 2019.

“Pengalaman 2019 mungkin karena pilihan saat itu mengarah pada salah satu calon, yang akhirnya calon tersebut setelah didukung habis-habisan tanpa biaya, kita juga tak pernah ajukan, saya ditawari pun ditolak, itu umat yang berjuang begitu kuat sejak 8-9 bulan, para ulama, habaib, emak-emak akhirnya ditinggal begitu saja,” kata Yusuf Martak kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).

Yusuf menyebut pihaknya tidak mempersoalkan Prabowo yang akhirnya beralih dan bergabung ke pemerintahan. Namun, dia mempermasalahkan tidak adanya respons Prabowo terkait persoalan yang dihadapi pihaknya setelah itu.

Karena itulah, Yusuf Martak menegaskan pihaknya tidak mau lagi memberikan dukungan kepada Prabowo. Dia memastikan dukungan tertutup untuk Prabowo di 2024.

“Nampaknya (tertutup dukungan ke Prabowo) insyallah begitu. Insyallah nampaknya begitu. Mudah-mudahan. Iya (tidak akan dukung). Karena pengalaman kita terlantar dimana-mana,” tegasnya.

“Ya saya berprinsip kita sebagai manusia tak boleh masuk lobang yang sama dua kali. Yang boleh kecebur lobang 2 kali itu hanya keledai,” sambungnya.

Lantas siapa yang akan didukung GNPF Ulama hingga FPI? Yusuf Martak menyebut pihaknya masih mencermati. Dia juga tidak menutup peluang jika adanya calon keempat.

“Nah maka itu, pertanyaan tadi saya jawab, di 2024 kita harus cermat dan hati-hati. Sekarang ada 3 calon, Anies, Prabowo, dan Ganjar. Maka kami sedang mengkaji. Kita dalam status masih wait and see. Kita masih melihat. Ya kalau ada nanti poros keempat ya bisa jadi kita pertimbangkan. Kan masih semua terbuka. Belum ada yang definitif, belum,” jelasnya.

Jawaban Gerindra
Gerindra pun buka suara mengenai hal ini. Gerindra menghormati pilihan politik PA 212 dkk.

“Kami menghormati pilihan politik mereka, itu hak yang dijamin konstitusi,” kata Waketum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Sabtu (23/9).

Habiburokhman mengatakan Gerindra ingin merangkul semua elemen politik. Namun demikian, Gerindra juga tidak ingin memaksa semua pihak untuk mendukungnya.

“Secara naluriah kami ingin merangkul semua elemen politik yang ada, namun tentu kami nggak bisa memaksa semua pihak mendukung kami,” tutur dia.

Habiburokhman mengimbau agar Pemilu berjalan dengan damai. Dia tak ingin berbeda pilihan akan menimbulkan perpecahan.

“Yang terpeting kita semua harus menjaga agar Pemilu berjalan damai, rukun dan guyub. Perbedaan pilihan jangan sampai membuat kita terpecah belah sebagai bangsa,” tuturnya.***DTK