Iran Salahkan AS Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan

Ragam26 Dilihat

TEHERAN || Pemerintah Iran mengingatkan bahwa Amerika Serikat akan memikul “tanggung jawab penuh” jika terjadi serangan balasan oleh Israel terhadap negara Republik Islam tersebut. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengindikasikan bahwa ia mengetahui rencana Israel untuk melakukan serangan balasan tersebut.

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/10/2024), Amir Saeid Iravani, Duta Besar (Dubes) Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut pernyataan Biden tersebut “sangat mengkhawatirkan dan provokatif”. Hal ini disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres.

Sebelumnya, Biden menjawab “ya dan ya” ketika ditanya oleh seorang wartawan pada hari Jumat lalu, apakah dia memiliki “pemahaman yang baik saat ini” tentang bagaimana dan kapan Israel akan merespons serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober.

Saat itu, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah yang didukung Teheran, dan seorang jenderal Garda Revolusi Iran.

Sekutu AS, Israel, yang berperang dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, bersumpah untuk membalas dendam terhadap Iran atas serangan rudal tersebut.

“Pernyataan yang menghasut ini (dari Biden) sangat memprihatinkan, karena menunjukkan persetujuan diam-diam Amerika Serikat dan dukungan eksplisit terhadap agresi militer Israel yang melanggar hukum terhadap Iran,” tulis Iravani dalam surat kepada Guterres tersebut.

“Oleh karena itu, Amerika Serikat akan memikul tanggung jawab penuh atas perannya dalam menghasut, dan memungkinkan tindakan agresi oleh Israel terhadap Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam PBB,” katanya.

Menurut laporan media Washington Post, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberi tahu Biden bahwa ia bermaksud menyerang lokasi militer Iran, dan bukan menargetkan infrastruktur nuklir atau minyak.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *